Meski Eksodus, Tetap Mempertahankan Budaya Madura

Kondisi tanahnya berbukit-bukit, banyak mengandung tanah liat dan kapur tidak kedap air. Kecuali wilayah bagian ujung timur, tanahnya banyak mengandung pasir. Pada bulan Juni – Oktober sifat iklimnya merupakan periode iklim kering, sedang curah hujan tahuan, bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Sekitar 20% terdiri dari lahan pertanian berupa tadah hujan, 5% merupakan lahan berpengairan tehnis dan selebihnya adalah lahan kering. Mungkin karena lahan pertaniannya yang sempit itulah, ditambah musim kemarau yang panjang menciptakan watak orang Madura menjadi keras serta lebih rajin bekerja.

Sikap keras dan rajin itulah yang kerap ditunjukkan oleh para petani Madura, juga oleh para pelaut-pelautnya, untuk menjelajah ke saentero nusantara. Baik yang bersifat musiman atauharus menetap di tempat yang baru. Satu keunggulan dari pelaut-pelaut Madura yaitu sifat maritim yang menjadikan orang Madura berkembang sebagai pelaut ulung dan berani.

Sejak Orde Baru dirintisnya Pelita I sampai Pelita V, kondisi sosial ekonomi masyarakat Madura mulai terangkat, bila dibandingkan sebelumnya. Sebagian masyarakat  petani, buruh dan nelayan masih bertahan dengan makanan pokok jagung. Tapi sejak dasawarsa terakhir ini, jagung sudah menghilang dengan mengganti makanan pokok beras. Karena daya beli dan pendapatan mereka terus meningkat.

”Seharusnya dalam peta ilmu bumi menyatakan bahwa makanan pokok orang Madura adalah jagung. Perlu diluruskan, karena mereka telah mampu mencukupi kebutuhan pokok beras”. (Lontar Madura)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.