Pandangan Hukum Syariat Terhadap Ludruk di Madura
Konotasi orang bila mendengar kata ludruk, maka segera akan menunjukkan atau membayang kan sesuatu yang mengasikkan, menghibur dan menyenangkan. Yaitu, sebuah pertunjukan sandi wara dengan tarian-tarian yang aduhai dan nya nyian merdu yang khas ludruk, yaitu kejungan (Madura, red.). tapi,jangan disangka bahwa para penari yang cantik-cantik dan berlenggak-lenggok atau para penyanyi dengan suara merdu di atas panggung itu adalah perempuan, melainkan me reka semua adalah laki-laki.
Para pemain ludruk adalah laki-laki. Mereka seperti disulap menjadi perempuan yang cantik dan bisa menarik dan menghibur untuk tetap be tah menyaksikan pertunjukan sandiwara tersebut. Pertunjukan ludruk di Madura sudah ada sejak da hulu dan sampai sekarang tetap dipertahankan oleh orang-orang Madura, karena ludruk meru pakan hasil karya seni orang-orang Madura terda hulu. Seiring dengan bergulimya zaman, pertunju kan ludruk semakin berkembang, sudah banyak grup-grup pertunjukan ludruk yang saling bersaing untuk merebut hati para penonton dan untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Di Madura ada grup Rukun Famili, Rukun Karya dan lainnya. Pertunjukan ludruk bisa diselenggara kan dimana saja, namun yang biasa adalah per tunjukan ludruk diselenggarakan di acara-acara perkawinan dan waktunya adalah pada malam hari.
Semakin banyaknya grup-grup pertunjukan ludruk dan semakin maraknya pertunjukan terse but di Madura tidak terlepas dari adanya beberapa faktor. Pertama, karena memang pertunjukan ludruk merupakan salah satu dari karya seni yang ada di Madura yang memang patut untuk dipe lihara. Kedua, pertunjukan ini sangat menarik per hatian dan mampu menghibur para penonton, bahkan pertunjukan ini biasanya selesai sampai pagi hari. Ketiga, pertunjukan ludruk mampu mem berikan nuansa berbeda dari pada pertunjukan-pertunjukan lain. Yaitu, pelajaran tentang kisah-kisah zaman dahulu. Karena, kisah yang biasa dilakonkan dalam sandiwara ludruk adalah kisah-kisah bersejarah.
Namun, ada satu titik dalam pertunjukan ludruk yang oleh kebanyakan orang Madura tidak disadari atau mereka sadar tapi tidak mau peduli yang mana satu titik tersebut membuat pertunjukan ludruk tidak digemari oleh sebagian golongan.