Metaformosa Budaya; Ludruk Dalam Konvigurasi Teologi

Dalam pertunjukan ludruk terdapat hal yang menyalahi kebiasan dan bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, yaitu perihal menyerupai la wan jenis dan perihal tersebut sangat dilarang da lam hukum syariat, dilarang agama dan termasuk dari dosa besar (Syaikh Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi, tt).

Bila seorang lelaki berpenampilan dan berpa kaian menyerupai wanita (seperti yang dilakukan oleh pemain ludruk) atau wanita menyerupai lelaki, maka yang demikian adalah dilarang agama. Rasulullah menegaskan “Allah melaknat seorang lela ki yang menyerupai wanita dan seorang ‘wanita yang menyerupai lelaki dalam penampilan dan da lam berpakainan”(H.R. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai’ie dan Ibn Majah dari Ibn Abbas).

Bagi orang laki-laki berlenggak-lenggok, ber bicara, mengenakan pakaian dan perhiasan seperti wanita adalah haram hukumnya. Demikian sebalik nya, wanita menyerupai laki-laki, sebab hal terse but menyalahi kebiasaan dan bertentangan de ngan fitrah kemanusiaan.

Para ulama’ berpendapat bahwa laknat yang diberikan Allah dan rasul-Nya kepada mereka, se bagaimana telah ditunjukkan pada hadits diatas, menunjukkan betapa besarnya dosa menyerupai lawan jenis. Sebab sekali lagi, mereka telah me nyalahi fitrahnya. Perihal menyerupai lawan jenis dilaknat Allah, Abi Hurairah menerangkan, bahwa Rasulullah telah menegaskan: “Allah sangat melak nat orang laki-laki yang mengenakan pakaian wani ta dan wanita mengenakan pakaian pria”(H.R. Abu Daud dengan sanadyang shahih dari Abi Hurairah).

Pakaian pria dan wanita mempunyai mode ma sing-masing. Karena itu haram hukumnya bagi laki-laki memakai pakaian yang biasa dipakai kaum wanita. Demikian pula sebaliknya, wanita memakai pakaian pria dan pria memakai pakaian wanita diharamkan islam karena merusak citra diri dan fit rah kemanusiaan. Sebab bagaimana memperta hankan fitrah merupakan kehamsan yang senan tiasa didengungkan oleh ajaran islam, dan juga se bagai upaya mempertahankan sunnah rasul. Untuk itu, setiap muslim wajib memelihara, menjaga dan mempertahankannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.