Mengenal dari Dekat
Pada tahun 1974 Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan mendirikan sebuah Gedung Museum untuk penyimpanan benda-benda koleksi keluarga Kraton yang sudah diserahkan perawatannya kepada Pemerintah dengan ciri khas gerbang pintu adalah miniatur Bentar Makam Agung Arosbaya.
Kemudian pada tanggal 24 Juli 1975 dibuka untuk umum setiap hari pada pukul 08.00 sId 14.00 WIB. Dengan bentuk dan kondisi yang hanya satu ruangan tersebut, maka telah dapat ditampung beberapa macam benda koleksi Peninggalan milik perorangan maupun milik Keluarga Bangsawan Bangkalan.
Museum tidak hanya bersifat memperkenalkan benda-benda bernilai sejarah saja, akan tetapi juga merupakan “Human Relationship” sebagai sarana komunikasi dari generasi ke generasi, demikian ada keberadaan “Museum Daerah Kabupaten Bangkalan”
Sebelum memiliki gedung yang tetap seperti yang terjadi pada saat ini, terdorong oleh rasa bangga terhadap warisan nenek moyang kita, yang menggambarkan pembuktian manusia, alam dan kebudayaan, baik secara synchronis maupun pencerminan histories dari pada manusia, alam lingkungan dan kebudayaannya.
Transisi budaya di jaman klasik telah menimbulkan gejala-gejala: Syncretisme dan telah menunjukkan daya ungkapan kemajuan teknis dan teknologis dan kemajuan kreatif berupa pembangunan monumen-monumen keagamaan struktur organisasi pemerintahan dengan pusat-pusat pemerintahan yang mengenai desentralisasi dengan sistem viodalisme.
Dengan inilah maka tokoh-tokoh penerus yang merasa bertanggung jawab untuk melestarikan peninggalan yang masih tersisa, disuatu pihak mulai menghimpun peralatan bekas milik Kraton Bangkalan yang masih tersisa, dikumpulkan dan disimpan di gudang pengumpulan dan penyimpanan yang terletak di komplek pesarean “AER MATA” (Komplek pemakaman Raja-Raja di desa Buduran Kecamatan Arosbaya) usaha ini memenuhi saran Pini Sepuh Kabupaten Bangkalan diantaranya :
- R.A. Roeslan Tjakraningrat
- R.A. Salehadiningrat Suryowinoto
- R.P. Abdulmadjid Suryowinoto
- R.P. Machmud Sosroadiwinoto
- R.P. Abdul Hamid Notodirejo
Usaha ini dilakukan sekitar tahun 1950-1955 guna mengurus dan merawat peninggalan ini maka terbentuklah suatu yayasan yang menamakan diri: “Yayasan Kona”
Akhirnya Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan atas nama Pemerintah Tingkat II yaitu: H.J. Soedjaki mendirikan gedung tempat koleksi tersebut. Setelah bangunan tersebut selesai maka bersama “Yayasan Kona” yang pada waktu itu diwakili oleh:
- R.A. Moch. Anwar Tjakra Adipoetro
- R.P. Abdul Madjid Suryowinoto
- R.P. Abdul Hamid Notodirejo
Maka bersama-sama beliaulah Bupati Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan juga bersama-sama dengan tokoh Pemerintah yaitu:
- H.J. Soedjaki
- R.A. Saleh Sosroadiwinoto
- R. Abdul Rachman
Mereka merenakan untuk memindah Koleksi Kraton yang ada di komplek Pasarean ASTA AER MATA ke gedung penyimpanan baru yang ada di kompleks Perumahan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan yaitu di Jalan Letnan Abdullah No.1 Bangkalan. Kemudian pada tanggal 24 Juli 1975 benda koleksi yang ada di Aer Mata tersebut dipindah ke gedung yang baru disaksikan oleh Gusti Pembajon Permaisuri R.A. Roeslan Tjakraningrat.
Sejak saat itulah benda-benda koleksi tersebut diresmikan menjadikoleksiMuseumdan benda-benda koleksi tersebut dipelihara dan dirawat langsung oleh Pemerintah Daerah bagian Urusan Rumah Tangga Kabupaten yaitu: R. ABDOERRAHMAN, adapun koleksi tersebut masih belum berfungsi. Kemudian pada awal tahun 1979 gedung tersebut diresmikan menjadi museum dan diberi nama : “Museum Daerah Tingkat Ii Kabupaten Bangkalan”
Perkenalkan nama lahir saya Raden Pandji Roelyanto Hadinoto, Malang 1948, dan dalam rangka telusuri silsilah Trah Jawa Timur, seperti yang pernah saya lihat, di peta silsilah itu ada tercantum Tjakraningrat V Bupati Surabaya, oleh karena itu ada keinginan untuk dapat memperoleh peta2 silsilah keturunan Tjakraningrat V,
Hp WA : 081387091966
Terima kasih, akan kami usahakan dan akan menghubungi teman-teman sejaeawan