Oleh Lilik Rosida Irmawati
Sepintas Mengenai Instrumen Musik Ghual-Ghul
Musik adalah se suatu yang ajaib, dapat dikatakan demikian karena musik telah menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Siapapun tak dapat menyangkalnya. Melalui musik manusia mengekspresikan diri, mengungkapkan kegelisahan, obat paling mujarab ketika hati diliputi kegundahan, kesedihan dan kegalauan. Melalui musik pula, manusia menjalin persahabatan dan persaudaraan baik terhadap sesama manusia maupun terhadap makhluk hidup lainnya.
Barangkali anda akan terheran-heran ketika mendengar bahwa musik, khususnya instrumen musik dipergunakan untuk mengiringi laju terbang burung Merpati. Kalau anda mengunjungi salah satu desa di wilayah kecamatan Lenteng timur, kabupaten Sumenep maka anda akan menyaksikan atraksi tersebut. Para pecinta musik ini tergabung dalam sebuah group musik dan menamakan instrumentalia yang mereka mainkan dengan nama Musik Ghul-Ghul.
Konon nama musik instrumen ini diambil dari kata Ghul-Ghul, yaitu kependekan kata gul-onggulen, yakni benjolan yang ada di punggung (punuk) sapi. Namun ada yang mengatakan bahwa, nama Ghul-Ghul diambil dari nama salah satu alat musik berbentuk gendang. Gendang yang dipakai dalam instrument musik ini mempunyai bentuk sangat spesifik dan unik. Keunikannya terletak di bagian tengah gendang, yaitu dengan bentuk menggelembung besar.
Musik instrument Ghul-Ghul pada awalnya berasal dari desa Lenteng Timur kecamatan Lenteng, Sumenep. Dalam tempo sangat cepat, group-group musik Ghul-Ghul bermunculan di setiap desa di wilayah kecamatan Lenteng. Penyebaran instrument musik ini bahkan ke luar daerah, yaitu menyebar ke wilayah kecamatan Rubaru dan kecamatan Batuputih. Walaupun berasal dari pohon yang sama, nama musik tersebut tidak sama. Di kecamatan Rubaru dan Batuputih, nama musik ini berganti menjadi musik Galundhang. Bukan dipakai untuk mengiringi laju terbang merpati, namun digunakan untuk mengiringi upacara ritual rokat (ruwatan, Jawa).