Ketika agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia oleh Walisanga nama-nama yang sudah ada digubah kembali dengan menggunakan bahasa Arab. Perubahan nama yang dilakukan itu merupakan salah satu cara mereka berdakwah dan mengenalkan Islam ke tangah-tengah masyarakatnya
Di bawah ini terdapat beberapa contoh nama yang diberikan oleh Kyai Musa al Makhfuld dalam Al-Jami’ah 1962 M. dan dikutip oleh Umar Hasyim dalam bukunya Sunan Kalijaga:
Dalang juga berasal bahasa Arab, dan kata “Dalla” yang artinya menunjukkan kepada jalan yang benar. Sedangkan filosofi nama keempat punakawan Pandawa itu, sebagai berikut: Semar, dari bahasa Arab “Simaar” yang artinya paku. Yang dikatakan kebenaran Agama Islam adalah kokoh, paku yang sudab tertancap, Simaaruddunyaa…
Alun-alun bukan dan bahasa Jawa asli karena bahasa Jawa asli dan alun-alun adalah bacira. Kata alun-alun muncul ketika jaman kerajaan Demak mulai berkuasa. Alun-alun dari bahasa arab Allaun, yang artinya banyak macam atau warna. Diucapkan dua kali menjadi, Allaun-allaun menunjukkan tempat bersama segenap rakyat dan penguasa di pusat kota.
Waringin dan asal kata bahasa Arab, yaitu dari kata “Wara’iin”, artinya orang yang sangat berhati-hati. Orang-orang yang berkumpul mulai rakyat sampai penguasa clipusat kota (alun-alun) itu sangat berhati-hati memelihara dirinya dan menjaga segala undang-undang. (Prof. Dr. Slamet Mulayana, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Mojopahit, Inti Idayu Press. Jakarta 1983: 305)
Menurut cerita tutur dan sesepuh keraton Sumenep, bahwa alun-alun kota Sumenep berbentuk huruf Arab (Allah) yang diuraikan sebagai berikut:
- Huruf Alif pertama ialah jalan (yang sekarang menjadi jalan pasar 17 Agustus), yang dipisahkan dengan selokan,
- Huruf Lam pertama, adalah alun-alun sebelah utara,
- Huruf Lam kedua, adalah alun-alun sebelab selatan,
- Hurf Ha’ adalah tangsi.