Nilai Kesopanan dan Kehormatan Bagi Orang Madura

Untuk membangkitkan rasa harga diri seorang anak, biasanya diceritakan kepada anak tersebut seputar masalah orang tuanya bahkan barang buktipun seperti pakaian berdarah diperlihatkannya. Dengan demikian muncullah rasa harga diri dan rasa ingin ikut menjaga kehormatan harga diri dalam diri sang anak. Itulah kemudian yang memunculkan penilain stereotype masyarakat Madura di mata orang lain dan kemudian memperburuk citra orang Madura13)

Giring –orang Dayak Kanayatan–seakan tidak percaya pada apa yang dilihat dan dialami, tentang kekerasan yang muncul pada masyarakat Madura terutama ketika muncul konflik Dayak-Madura di Kalimantan. Bagi Giring, sosok orang Madura yang ia kenal adalah ramah, suka membantu, dan menghormati orang lain. Bahkan Giring pernah hidup serumah dan menganggap orang Madura tersebut keluarga. Ketika konflik Dayak-Madura 1977 mulai meluas ke Pontianak, anak-anak asrama (orang Dayak) dan orang Madura sering ronda bersama, sekalipun antar keduanya harus berpisah karena hasutan.14) Maka sejak itulah citra15) kekerasan orang Madura lebih mengemuka dibanding sifat kesalehan sebagaimana dideskripsikan di atas.

Kekerasan khas orang Madura (carok) dan konflik-konflik yang terjadi tampaknya sangat mempengaruhi relasi antara orang Madura dengan suku lain –semisal suku Dayak– dan menciptakan ketakutan pada suku lain, sekalipun mereka tidak pernah berinteraksi langsung dengan orang Madura. Padahal carok bagi orang Madura terjadi akibat pelanggaran terhadap kehormatan orang Madura, misalnya berkenaan dengan hak, wanita, keluarga, dan agama. Dengan kata lain, Carok tidak sembarang terjadi, tetapi ia terjadi ketika berkaitan dengan pelecehan terhadap harga diri dan kapasitas diri.

Kapasitas diri seseorang secara social tidak dapat dipisahkan dengan peran dan statusnya dalam struktur sosial. Dalam praktiknya, peran dan status sosial ini tidak cukup hanya disadari oleh individu yangbersangkutan, melainkan harus mendapat pengakuan dari orang lain atau lingkungan sosialnya.15) Oleh karena itu dalam relasi  sosial antara satu orang dengan yang lainnya harus saling menghormati, saling menghargai status dan peran sosial masingmasing.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.