Ojhung: Ritual dan Mitos Pemanggil Hujan Masyarakat Madura

Namun di beberapa wilayah penggunaan alat pengaman yang melapisi kulit tubuh petarung memang beda. Ada seluruh tubuh ditutupi karung goni, hal ini menghidari luka tubuh bila nantinya kena pukul, meski sasaran pukul bagian belakang (punggung). Biasanya hal ini dilakukan oleh petarung di wilayah tapal kuda dan daerah pesisir Jawa Timur lainnya.

Namun untuk wilayah  Pulau Madura, khususnya Kabupaten Sumenep bagian timur daya, permainan ojhung cenderung menggunakan tubuh terbuka, hal ini untuk menunjukkan. Dalam pertarungan hanya berlangsung beberapa menit atau sekitar 5 – 7 menit. Pasangan selanjutnya juga bersiap-siap bertarung di sekitar arena yang berukuran 3 x 4  m, dalam bentuk lonjong atau oval. Demikian pula penonton, mengelilingi arena tersebut dari usia tua, muda sampai anak-anak. Dan untuyk penonton perempuan biasanya berada tempat terpisah tidak jauh dari arena pertandingan.

Para petarung ojhung sebelumnya diperiksa berat dan tinggi badannya, sebagaimana pertandingan tinju, dan setelah sesuai dengan aturan mereka mengenakan pakaian pengaman yang telah disipkan oleh official masing-masing, lalu sekujur tubuh yang telanjang diolesi minyak. Menjelang acara dimulai, masing-masing petarung menempati posisi sudut arena dan kemudian dikomendani oleh wasit untuk memulai pertarungan.

Dalam pertarungan, wasit sebagai penengah dan menyampaikan  pesan-pesan sekitar aturan permainan di posisi tengah arena. Dalam situasi inikeduia pemainan mengambil posisi berdiri bertolak belakang, punggung ketemu punggung. Dan saat itulah wasit menyerahkan “senjata” pemukul dari rotan yang disiapkan sebelumnya kepada masing-masing petarung. Dalam posisi seperti itu ke dua petarung mulai menyiapkan kuda-kuda dengan kaki terbuka. Dan kemudian kedua petarung membalikkan tubuh berhadap-hadapan. Setelah dinyatakan siap, wasit memberi tanda  memulai, dan  saat itu petarung biasanya mengambil posisi mencari peluang untuk memukul punggung lawan. Hal ini tentu sangat sulit untuk menembus sasaran, karena di lengan kirinya dengan cepat pula menangkis pukulan lawan yang dibaluti kain sarung atau bahan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.