Namun dalam permainan ini, menang atau kalah, tidak dapat disebut juara, karena dalam pertarungan ini sekedar memeriahkan, sehingga setelah permainan ini tidak ada dendam atau ambisi untuk menantang lawan diluar permainan.
Sebagaimana pertarungan umumnya, okol dipimpin seorang wasit sebagai penengah. Aturan-aturan permainan disampaikan oleh wasit sebelum acara tanding dimulai. Umunnya, para peserta telah memahami aturan tersebut, sehingga biasanya permainan okol tidak menimbulkan persoalan bagi para peserta maupun pendukungnya.
Aturan-aturan permainan okol, antara lain, peserta tidak boleh menggunakan alat atau bahkan kelengkapan tubuh lainnya, seperti tangan, kaki, atau kepala untuk menyerang lawan. Bahkan kuku jaripun harus dipotong sebelum pemain dimulai. Jadi dalam permainan okol betul-betul murni mengandalkan kekuatan dorongan tubuh. Untuk itu, dalam okol tidak ada pukulan atau tendangan, semua dilakukan dengan kekuatan tubuh.
Peserta okol biasanya memiliki tubuh kuat, gempal dan berotot, sehingga dalam permainan akan memberikan warna yang menarik ketika saling dorong untuk menjatuhkan lawan. Namun dalam perkembangannya, mengingat okol diarahkan sebagai bentuk permainan dan hiburan, para pesertanyapun tidak pandang usia, sesuai dengan tingkat usianya. Jadi dalam permainan okol benar-benar utuh untuk menggalang suasana senang dan gembira, lantaran kalau ada juara dalam pertandingan itu, tak lebih sekedar hadiah hiburan semata.