Pada saat permainan berlangsung, para penonton memadati sekitar arena dengan mengelilingi gelanggang pertandingan. Mereka saling memberi semangat dan meneriakkan yel-yel kepada jagonya seraya bersorak sorai, sehingga suasana seperti itu benar-benar ramai dan menarik perhatian.
Dan biasanya gelanggang arana permianan, dibatasi tali dengan ukuran luas yang ragam, sesuai dengan kondisi arena permainan. Para penonton dari semua usia hadir di arena itu, apalagi yang tua-tua, karena bagi mereka, permainan okol menjadi sejarah tersendiri, lantaran permainan okol menjadi hiburan menarik pada masanya.
Untuk memeriahkan suasana pertandingan, selama pertarungan okol berlangsung, diiringi irama musik yang biasa digunakan dalam permainan pencak silat. Alat musik yang digunakan, cukup sederhana, yaitu terdiri dari kenong, gong dan alat pendukung lainnya. Irama monoton yang ditabuh tak jauh dari tempat pertandingan, nuansanya menjadi sakral, seperti irama doa masyarakat agar dilimpahi hujan untuk kebutuhan ladang pertaniannya, yaitu tanah tegalan yang diharapkan dapat mengahasilkan kebutuhan tani, sebagai penyambung kehidupannya setelah turun hujan.
Dipihak lain, kaum perempuan dan ibu-ibu, ditempat yang beda menyediakan makanan dan minuman sekedarnya, sebagai bentuk keterlibatan mereka terhadap kemerihan itu. Disinitulah sangat dirasakan kekuatan persatuan antar warga sekaligus sebagai bentuk silaturrahmi, yang menjadi tujuan utama dalam pelaksaan hiburan dalam permainan okol.