Dapat dibayangkan bagaimana jika perang Aceh diperbincangkan diantara komunitas Nusantara di Tanah suci, Sementara terdapat fakta bahwa tentara kafir Belanda sendiri sebagian berasal dari mereka sendiri. Bisa jadi, pada kasus ini, para haji Madura berperan sebagai pelumas stigma negatif tersebut.
Para Haji Madura merupakan pegangan (hujjah) hidup bahwa tidak semua orang Madura itu bengis dan menjadi tentara sewaan dalam korps Marsose atau Barisan. Masih banyak orang Madura yang baik seperti dilakonkan para haji yang giat beribadah dan menuntut ilmu.
Dengan demikian historigrafi haji Madura pada masa lalu ternyata bukanlah sekadar ibadah atau mencari prestis sekembalinya ke tanah air.
Para haji masa kini harus belajar pada para haji Madura masa lalu yang gigih memperjuangkan ilmu agama, menangkal stigma negatif serta aktif meningkatkan ilmunya. Lalu, bagaimana dengan haji Madura sekarang? //dhafacollection