Panembahan Ronggo Sukowati Pembangun Kota Pamekasan

Saat Panembahan Ronggo Suko­wati berkuasa, konon pernah 2 tahunlamanya tidak turun hujan di Pamekasan. Hingga rakyat tida  dapat bercocok tanam dan mengakibatkan kelaparan di mana-mana. Kemudian, Ronggo Sukowati bermimpi melihat seorang wali berdiam tanpa rumah di sebuah hutan tak jauh dari Pamekasan. Benar, prajurit-prajurit yang di­perintahkan mencari, menemukan sang wali bernama Kyai Agung Raba itu.

Mendengar laporan dari pengawalnya, Ronggo Suko­wati kemudian menggerakkan Makam tenaga rakyat untuk membantu  banyak membangun rumah bagi sang kyai. Ajaib, begitu rumah terse­but selesai dibangun, hujan men- dadak turun di seluruh Pamekasan.

ronggosukowati 1 Menurut sebuah sumber, pernah Madura diserang oleh orang-orang Bali dan berhasil menewaskan Pange- ran Lor I dari Sumenep. Namun di perbatasan Pamekasan, tepatnya di daerah Jungcangcang, prajurit-prajurit Ronggo Sukowati melawan dengan gagah berani dan berhasil menghancur-leburkan pasukan Bali. Dari peristiwa ini, kedudukan Ronggo Suko­wati bertambah kuat dan semakin terkenal di seantero Madura.

Keharuman nama Ronggo Suko­wati bahkan terus dikenang ratusan tahun kemudian saat jati dirinya hanya bisa dikenal lewat makamnya. Makam yang terletak di Kelurahan Kolpajung, Kota Pamekasan ini, seti- ap hari tak pernah nihil diziarahi orang. Terutama pada malam Jum’at, orang yang datang semakin banyak dengan berbagai permohonan.

“Kebanyakan yang datang ke sini, orang-orang yang sedang berhajat dengan jabatan tertentu. Mungkinkarena riwayat Panembahan Suko­wati yang seorang raja,” kata Hanafi, juru kunci makam. Menurut laki-laki 72 tahun ini, agar hajat yang ingin dicapai bisa terkabul, ada 3 syarat yang harus dilakukan sewaktu ziarah di makam ini.

Pertama, hajat atau keinginan itu harus yang baik. Kedua, berani da­tang sendiri ke makam. Ketiga, kuat terhadap godaan. “Kalau keinginan- nya tidak baik, pasti tidak akan di- kabulkan. Juga harus sendiri, baik datangnya maupun saat lelaku di sini. Terus harus tahan godaan, kare­na bagi yang akan direstui, godaan itu pasti ada bermacam rupa,” jelas Hanafi.

Di komplek makam yang terletak sekitar 1 km sebelah utara alun-alun Kota Pamekasan ini, dimakamkan pula Ratu Inten, istri Ronggo Suko­wati. Juga Pangeran Jimat, putranya, yang nisan makamnya terlihat unik layaknya makam-makam kuno. Ma­kam Panembahan Ronggo Sukowati sendiri, seiain berupa nisan kuno, ju­ga dihiasi ukir-ukiran antik di cungkupnya•HK

LIBERTY, September 2009, hlm. 76

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.