Sejarah Awal Munculnya Kerajaan di Madura
Pada zaman dahulu, konon Raja Majapahit mengangkat salah seorang putranya menjadi Kammi Tuwo di pesisir Madura, yakni di Kabupaten sampang yang di kenal dengan nama Ki Ario Lembu Peteng.
Dalam Babad Madura disebutkan bahwa Ki Ario Lembu Peteng inilah yang menurunkan Raja-raja di madura bagian Barat, Ki Aio Lembu Peteng yang beragama budha kemudian masuk islam dan wafat di Ampel sebelum mengislamkan putra-putranya.
Sebagai gantinya di angkatlah putranya yang bernana Ario Menger menjadi Kami Tuwo, dan semasa hidup ayahnya, adiknya yang bernama Ario Mengo diperintah untuk membabat hutan di sebelah timur Madegan. Oleh karena itu, ia bersama pengikutnya menyusuri selat madura bagian selatan karena jalan itulah yang mereka aggap paling aman dari binatang buas.
Di suatu tempat, rombongan Ki Ario Mengo beristirahat, karena tempat yang di singgahi cukup bagus, pepohonan rindang, sejuk, dan terdapat mata air. Timbullah keinginan untuk menetap di situ, kemudian Ki Ario Mengo memeritahkan pengikutnya untuk membabat hutan adan menyuruh pengikutnya untuk membangun rumah dan pagar, yang pintunya terletak di sebelah utara (daja bahasa madura). Demikianlah berdiri keraton kecil yang di beri nama keraton lawangan daya.
Keraton itu semakin lama semakin maju, akhirnya melebihi tempat kelahirannya sendiri, karena Ki Ario Mengo dapat memimpin rakyatnya dengan adi dan bijaksana, sehingga rakyat makmur dan tertur. Masyarakat yang bertempat tinggal di dekat keraton pun berduyun-menghadap untuk mengabdi kepadanya, demikian pula di antara keluarganya yang tinggal di madegan berdatangan dan menetap di Keraton Lawangan Daya.