Asal Nama Kota Pamekasan.
Ki Ario Mengo memiliki seorang putri tunggal yang bernama Nyi Banu. Mia tumbuh menjadi putri yang cerdas dan rupawan, setelah ayahnya wafat, Nyi Banu naik tahta dengan gelar Ratu Pawelingan atau Ratu Pawekasan, karena ia merupakan satu-satunya putri yang menggantikan ayahhandanya, sehingga membuat nama dan keratonya menjadi mashur, dan akhirnya keraton tersebut di kenal dengan nama keraton pamekasan.
Syahdan menceritakan bahwa penggantian nama pawelingan menjadi pamekasan berasalo dari cerita Kek Lesap, sebenarnya ia adalah putra selir Pangeran Cakraningrat V, yaitu Raja Bangkalan. Akan tetapi ia tidak di akui sebagai anak kandungnya, akan tetapi dia tetap memaksakan dirinya untuk mengabdi kepada ayahnya menjadi tukang kuda keraton yang setiap hari harus menyiapkan kuda untuk kompeni belanda.
Akan tetapi Kek Lesap tidak menyukai kerja sama yang di lakukan oleh ayahandanya dengan belanda sehingga dia pergi meninggalkan keraton untuk mengaji, oleh karena ia anak yang cerdas, maka dia di jadikan pembantu oleh kiainya. Pengalam pahitnya ketika di keraton dan kebenciannya terhadap belanda, akhirnya ia bertapa ke gunung Geger di daerah Arosbaya, setelah lama di sana ia pindah ke gunung Payudan di daerah Guluk-guluk Sumenep. Di tempat baru inilah berbulan-bulan ia tidak keluar, ia menyatukan diri dengan Yang Maha Pencipta dengan jalan melupakan makan, minum dan tidur.
Kek Lesap kemudian memiliki kekuatan batin dan memperoleh senjata ampuh berupa celurit kecil yang di beri nama Kodhi’ Crangcang. Yang dengan senjata itu dia tidak takut untuk melawan belanda yangtelah menguasai bupati di daerah madura, dan dia tidak merasa hawatir untuk melawan senjata milik ayahnya.