Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat Madura

Nurwidodo

Tradisi (Upacara) Selamatan

Selamatan

Konsepsi pencegahan terhadap suatu penyakit yang kedua tampak dari tradisi upacara ritual yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia Madura. Terdapat upacara adat yang didalamnya dilakukan permohonan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan hidup kepada Tuhan. Upacara tersebut meliputi upacara nandhai (jika seorang istri ada tanda-tanda hamil), upacara pelot pertama (bila kehamilan mencapai 3 bulan), upacara pelot betteng atau pelet kandhung (jika kehamilan mencapai usia 7 bulan), upacara kelahiran (menjelang kelahiran), upacara toron tanah (jika bayi telah lahir berusia 7 bulan) dan upacara khitan (usia 10 tahun, bagi anak laki-laki).

Ada satu lagi ritual masyarakat madura berkaitan dengan upaya penolakan terhadap kemungkinan terjadinya bala’ (musibah, wabah penyakit). Upacara adat ini disebut Rokat Tolak Balak. Misalnya di suatu tempat terjadi berjangkit wabah penyakit muntah dan berak (muntaber), tentu hal ini sangat merisaukan masyarakat. Maka kemudian datanglah seorang berilmu (kiyahi) yang menyarankan perlunya dilakukan upacara rokat dengan bahan upacara yang sudah ditentukan.

Bahan upacara yang diperlukan terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Bahan dari tumbuhan misalnya bigilan (biji buah nangka = panjilan) yang ditaruh di leppe’ (piring kecil atau piring untuk cangkir) untuk upacara nandhai. Jumlah bigilan tergantung umur kehamilan, jika kehamilan usia 1 bulan, maka ditaruh sebuah bigilan, jika usia kehamilan bertambah 2 bulan, maka ditaruh 2 buah bigilan, dan seterusnya. Bunga rampai yang terdiri dari kembang babur, dua buah kelapa gading, jamu tradisional dek ceceng (bahannya : temu, jerango, kunyit, daun pepaya), jamu bengkes, dan cengkele serta  nasi ketan untuk upacara pellet beteng atau pellet kandhung. Bubur nasi dengan gula merah, bunga telon (kantil, mawar, kenanga)  untuk upacara rokat. Bahan dari hewan terdiri dari ayam, telur dan ayam polos (putih atau hitam) untuk upacara daur hidup dan upacara rokat tolak bala’.

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.