Penguburan Para Pahlawan/Syuhada
Pada hari itu pula sampai keesokan harinya (kurang Iebih 18 jam) anggota tentara kita yang gugür dimakamkan dengan susah payah karena tanahnya berisi batu-batuan, didekat sungai di Klampar.
Upacara yang lazim dalam keadaan perang sabil para korban Iangsung dikubur tanpa dimandikan/disucikan terlebih dahulu, karena memang sudah suci berkat baktinya kepada Negara dan Bangsa.
Sehubungan dengan peristiwa itu dan untuk mengenang dan memperingati peristiwa tersebut beserta korban-korban yangjatuh, maka pada tanggal 27 Agustus 1987 diresmikanlah suatu monumen dalam bentuk suatu Musholla yang diberi nama “As-Syuhada” di desa Klampar, yang peresmiannya dilakukan oleh Rachmad Saleh, SE.
Pertahanan Klampar Dipindahkan Kebangkes
Setelah kejadian tanggal 26 Agustus 1947 tersebut, maka dipindahkanlah pertahanan tentara kita ke desa Bangkes, di arah jalan poros Pamekasan – Pakong yang selalu dilewati oleh tentara Belanda.
Karena jembatan-jembatan di sepanjang jalan pantai sebelah selatan Madura antara Pamekasan-Sumenep semua dihancurkan, maka tentara Belanda tidak dapat mempergunakan dalam gerak operasi lanjutannya dan terpaksa mempergunakan jalan poros tengah di pulau Madura, jurusan Pamekasan – Pakong – Sumenep. Adapun di desa Kiampar ditinggalkan beberapa kader pimpinan tentara kita guna memimpin barisan Sabil dan rakyat yang ada di sana.