Pangeran Saccadiningrat II (Raja Sumenep VIII)
Berdasarkan garis keturunan, sebenamya yang menggantikan P. Saccadiningrat I adalah puterinya Dewi Same/Adi Poday. Akan tetapi justru cucunya, Joke Tole (Arya Kuda Panoleh). Di dalam tradisi kerajaan Sumenep, nampaknya kekuasaan tidak pernah jatuh kepada anak perempuannya, tetapi kepada saudara laki-laki, atau anak laki-laki. ini terbukti bahwa didalam sejarah dinasti Sumenep, tidak pemah ada raja peremp uan. Selain itu Adi Poday hendak menggantikan ayahnya sebagai penguasa di P. Sepudi.
Joke Tole yang bergelar P. Saccadiningrat II mempunyai seorang adik laki-laki, benama Banyak Wedi yang kini menjadi penguasa di Gersik, berkat perkawinannya dengan puteri raja Gersik yang terdahulu bemama Puteri Sekar. Dia memiliki 3 orang anak, yaitu; Arya Banyak Modhang, Arya Susuli, dan seorang perempuan. Pada saat pemerintahan Joke Tole, raja Gersik itu pemah berkunjung ke Sumenep. Dan kisah tensebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Sumenep dengan Gersik cukup baik. Dan hubungan ini nampaknya terus dipertahankan, dan bahkan lebih ditingkatkan pada masa-masa selanjutnya, terutama di dalam bidang ekonomi perdagangan (Sutjipto; 1977, 177).
Dikisahkan, Arya Modhang dijodohkan dengan puteri patih Sumenep Jaya Sengnga. Sedangkan puterinya dikawinkan dengan putera P. Saccadiningrat II, yang bernama Arya Wigananda. Dengan adanya perkawinan ini diharapkan hubungan antara Sumenep dan Gersik akan semakin erat.
Pada masa pemenintahan P. Saccadiningrat II ini ada 2 peristiwa perang. Pertama dengan kerajaan Keling, dan kedua perang dengan kerajaan Bali. Untuk yang pertama telah dibahas dalam tulisan kami sebelumnya
Peristiwa peperangan yang terjadi antara Sumenep dan Bali tidak disebutkan sama sekali dalam Babad Songenep. Sedangkan cerita Si Panunggang si Mega menguraikan panjang Iebar peristiwa itu. Namun bila kita mengingat bahwa Babad dibuat sebagai puja sastra bagi raja, kiranya hal itu dapat dimengerti. Peristiwa perang dengan Bali itu diawali dengan kedatangan utusan raja Bali yang membawa surat rontal yang menyatakan akan datangnya putera mahkota raja Bali ke Sumenep, dengan harapan agar mendapat sambutan baik dari raja Sumenep.