Perempuan Madura, Penjaga Kehormatan Keluarga

Dengan budaya seperti ini apabila hasil  yang diperoleh keluarga tidak bersisa atau tidak berwujud yang dipersalahkan adalah pihak istri, karena dianggap tidak dapat mengatur keuangan keluarga. Dengan beban moral seperti itu, sangat wajar ketika tidak ada simpanan (sisa pendapatan) yang dipersalahkan adalah istri. Dalam hal ini yang dituntut istri sebenarnya adalah keterbukaan dalam pengelolaan keuangan keluarga. Istri menuntut ingin mengetahui berapa penghasilan yang diperoleh suami dan digunakan untuk apa hasilnya. Walaupun penghasilan yang diperoleh suami tidak seutuhnya diberikan kepada istri, dan istri hanya diberi sesuai kebutuhan belanja, paling tidak istri harus diberi tahu jumlah penghasilan yang diperleh suami.




Perilaku seperti ini masih dapat diterima, dan biasanya dilakukan oleh suami yang menganggap bahwa istri tidak dapat mengatur keuangan keluarga. Artinya, walaupun istri merasa tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, ia tetap tidak dapat menerima perlakuan suaminya yang tidak terbuka tentang jumtah penghasilannya. Dalam hal memberi, jika suami memberi uang atau barang kepada keluarga suami, pihak istri harus mengetahuinya. Pemberian yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan istri dan akhirnya pemberian itu diketahui oteh istri, dapat meretakkan keharmonisan hubungan rumah tangga..

Jadi feminin tidak berarti harus serba luwes selalu lemah Iembut dan selalu mempertimbangkan aspek- aspek keputrian dalam berperitaku. Feminin tidak harus serba pantas menurut ukuran kaum konservatif atau kaum tradisional. Feminin tidak berarti harus selalu tinggal di rumah mengurus anak dan menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Apapun jenis pekerjaan yang mereka lakukan, para perempuan tidak dapat melepaskan diri dari tugas kodrati femininnya, yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui anak. Pekerjaan di luar yang kodrati tersebut bukan hanya merupakan hak milik taki-laki, tetapi juga hak milik perempuan.

Daftar Pustaka

Bustami, Abdul. Latif. 2006. Seksualitas Oreng Madure: Gelas Bergoyang dan Sendokpun Bergetar’dalam Srinthil.: Media Perempuan Multikultural. edisi 10-2006. Jakarta: Kajian Perempuan Desantara.
Hersni, S. 1981. Wanita: Alas kaki di Siang hari Alas Tidur di Waktu Malam’ dalam Prisma edisi Juli 1981. Jakarta: LP3ES
Suryakusuma, I. Julia. 1981. Wanita dalam Mitos, Realitas dan Emansipasi’ dalam Prisma edisi Juli 1981. Jakarta: LP3ES.
Dinukil dari Srinthil: Media Multikultural edisi 13/2007, Jakarta, Perilaku dan Etos Kerja Perempuan Madura, penulis: Bambang Wibisono, Universitas Jember

******




Tulisan bersambung:

  1. Indentifikasi dan Etos Kerja Perempuan Madura
  2. Perempuan Madura Lebih Egaliter
  3. Perempuan Madura, Penjaga Kehormatan Keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.