Tok otok adalah sebuah tradisi pelaksanaan walimah bagi masyarakat Madura. Tidak sewajarnya sebuah tradisi, tok otok hanya memiliki simbol-simbol kekayaan dan ke-anggak-an masyarakat Madura. Tradisi ini sudah mendarah daging dalam pelaksanaan walimah yang pelaksanaannya bertujuan untuk mengumpulkan uang. Tradisi ini hampir mirip dengan arisan, tetapi hanya dilaksanakan khusus untuk pelakanaan walimah pernikahan. Sebagai keturunan Madura yang baik, masyarakat keturunan Madura di Pasuruan juga melaksanakan tradisi yang sama.
Pada mulanya, tradisi ini hanya dilaksanakan oleh sekelompok kecil masyarakat yang memiliki tradisi kuat, hanya saja sejak 2001 tradisi ini kemudian menyebar dalam hampir setiap pelaksanaan walimah pernikahan masyarakat Madura, karena ada sebuah organisasi pengelola yang mereka sebut dengan Ikatan Payung Madura (IPAMA). Sebagaimana layaknya sebua organisasi pelaksana dan pengatur kegiatan (event organizer), IPAMA diorganisir oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang sekretaris dan bendahara.
Dalam melaksanakan sebuah hajatan besar dalam walimah pernikahan, IPAMA tidak hanya berperan sebagai organisasi pengatur konsumsi dan acara, tetapi juga berperan sebagai penentu orang-orang yang akan diundang, termasuk jumlah besaran sumbangan materiil yang harus diberikan. Sekalipun demikian, berbeda dengan pelaksanaan sebuah walimah pernikahan yang biasa dilaksanakan dalam tradisi masyarakat muslim lainnya, pelaksanaan walimah ala IPAMA tidak terlalu formal, hanya ada hiburan kesenian Madura, atau Orkes Dangdut, dan sepasang kemanten yang didudukkan di atas kuade dan acara tok otok pun dilaksanakan dengan gegap gempita. Bahkan, apabila ada di antara anggota yang tidak memiliki anak, dia akan melaksanakan walimah keponakan, cucu, tetangga, atau tanpa kemanten.
makasi atas infonya