Sesampainya di keraton Sumenep kebetulan ada sidang paripurna yang dipimpipin oleh Bindara Saod atau Tumenggung Tirtonegoro bersama Sang Ratu. Maka kedua putra Bindara Saod mohon ijin pada penjaga regol agar diperkenankan masuk dengan memperkenalkan bahwa dirinya adalah putra Bindara Saod.
Setelah sampai dihadapan ayahandanya maka kedua putranya Iangsung mencium lututnya. Bahauddin mencium lutut Bindara Saod sedangkan Asiruddin mencium lutut Ratu Tirtonegoro. Seketika itu juga Sang ratu berkata bahwa kelak sepeninggal dirinya dan Bindara Saod Sumenep akan diberikan pada Asiruddin untuk memerintah terus dilanjutkan pada anak cucunya.
(Disalin dari buku “ASTA TINGGI, Situs dan Sejarah Tokohnya”, penyusun: Tadjul Arifin R, Disbudparpora Sumenep (2013)