Dari buku teks sejarah dan buku kuno tentang Islam, Ulama Islam dan sejarah Islam di Indonesia banyak berbicara tentang sejarah jawa. Minim bahasan tentang hal itu pada pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Juga (khususnya) Madura.
Teks sejarah tentang ulama, karya-karyanya dan Islam di madura sangat minim sekali. hanya cerita sejarah dari mulut ke mulut yang banyak dijumpai. Padahal ulama dan ajaran islam adalah salah satu kunci penting bagaimana memahami isalam dan ajaran islam di madura. Terutama peran ulama madura dalam perkembangan islam di Indonesia.
Dalam literatur perkembangan Islam di Madura, sosok Raden Abdul Kadirun memang tidak banyak disebut. Sultan Bangkalan II ini memang lebih dikenal sebagai tokoh pemerintahan yang ulung.Mewarisi Pemerintahan Sultan Bangkalan I (Sultan Abdul/Panembahan Adipati Tjakraadiningat I), berjasa memajukan wilayah di ujung Barat Madura ini. Tapi itu tidak serta merta menghapuskan perannya dalam penyebaran Islam. Raden Abdul Kadirun dikenal menjalankan pemerintahannya dengan prinsip-prinsip islami.
Saat memerintah pada 1815-1847 Islam berkembang dan menjadi warna yang dominan di masyarakat Bangkalan. Tak heran, Rato (pemimpin/pemerintah) ini begitu dihormati sosoknya. Tanda bahwa Sultan Abdul Kadirun begitu berjasa terhadap penyebaran Islam juga terlihat dari nisannya yang dibangun sedemikian megahnya, bak istana.
Terletak di sisi barat komplek Masjid Agung Bangkalan, makam Raden Abdul Kadirun ini selalu dipenuhi para peziarah, terutama saat Ramadan seperti sekarang ini. Siang, bahkan hingga larut malam alunan ayat suci Alquran berkumandang tanpa henti. Nyaris tidak ada tempat kosong di setiap sudut ruang komplek makam maupun masjid.