Perlawanan Terhadap Belanda; Clash I di wilayah Madura (bagian 2)

Pada hari Selasa tanggal 11 Nopember 1947 sekitar jam 06.00 pagi, pesawat udara Belanda telah berada di atas kota Sumenep dan tidak seperti biasanya yakni hanya ada satu pesawat yang mengudara diatas udara kota namun,  kala itu ada 5 pesawat udara, masing – masing dari arah timur 1 pesawat, dari utara 1 pesawat, dari selatan 2 pesawat yang kemudian disusul lagi dengan 1 pesawat, dengan melancarkan serangan pada titik-titik yang dicurigai sebagai tempat perlindungan para pejuang RI.

Ketika itu pesawat Belanda menembaki para Pejuang yang berlindung dalam lubang, seorang pejuang bernama Sersan Zakariya ada di luar lubang perlindungan berdiri dekat pohon kayu hujan. Ketika ada pesawat Belanda melakukan tembakan, maka Sersan Zakariya menembakkan mitraliur 12,7 pada pesawat tersebut. Tapi hanya kena ekor pesawat dan masih bisa terbang. Selanjutnya senjatanya macet, dan dia berputar-putar mengelilingi pohon kayu hujan untuk melindungi diri, dan terkena tembak oleh tentara Belanda dari pesawat, hingga gugur sebagai Kusuma Bangsa.

Melihat Sersan Zakariya gugur maka Mayor R. Abd. Madjid berada di depan Tangse Militer (KODIM sekarang) amat marah lalu mengambil pistolnya menembakkannya pada pesawat Belanda yang sedang mengudara diatas langit kota Sumenep. sayangnya tembakannya tersebut tidak sampai pada sasaran, kemudian Kopral Gus Capang naik ke atas pohon kayu hujan yang ada didekatnya lalu menembak pesawat Belanda dengan karabayn, namun juga tidak kena sasaran.

Di Jembatan Kebunagung, Prajurit RB. Ibrahim dengan memegang senjata sisa penjajahan Jepang menembak pesawat tersebut. Namun Munawar Sarbini berteriak mengingatkan untuk tidak melepaskan tembakan sebab aka melukai banyak korban sipil yang berbelanja di di pasar kala itu.

Sebelum Belanda menyerang kota Sumenep, Peleton RB. Hasbullah Kompi dan komandan Kompinya R. Abd. Latief menempatkan Seksi Sersan Abd. Rahem di pasar sore dan Seksi Sersan Abd. Rauf di Kebunan. Keesokan harinya hari Senin sekitar jam 10.00 Abd. Rauf memperbaiki trekbom seberat enam puluh kilogram bersama dengan Prajurit Abd. Bahar. Namun nahas telah menimpanya, trekbomnya meledak seketika, ingga menewaskan kedua prajurit yang memasangnya. Bagian tubuh keduanya hancur berserakan berjatuhan dimana-mana, ada yang menyangkut di atas pohon asam. Melihat kejadian yang tragis itu kawan-kawannya mendekati untuk menolong, tapi yang mau ditolong tidak ada ditempat karena tubuhnya sudah cerai-berai berserakan. Mereka berupaya untuk mengumpulkannya dan hanya berhasil mencari sisa-sisa tubuhnya sekitar satu katombhu ( keranjang kecil dari daun siwalan ) yang beratnya hanya sekitar tiga kilogram. Dan sisa-sisa daging yang ada tersebut kemudian dikuburkan di dekat Mesjid Sokambang Kebunagung. (songenneptempodoeloe)

Tulisan bersambung:

  1. Perlawanan Terhadap Belanda; Clash I di wilayah Madura (bagian 2)
  2. Perlawanan Terhadap Belanda; Clash I di wilayah Madura (bagian 3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.