Lahirnya Raden Sagoro
Pada saat si gadis hamil itu merasa perutnya sakit dan segera ia memanggil Kijahi Poleng. Tidak antara lama Kijahi Poleng datang dan ia mengatakan bahwa Bendoro Gung akan melahirkan anak. Tak lama lagi lahirlah seorang anak laki-laki yang roman mukanya sangat bagus dan diberi nama “Raden Segoro” (Segoro = laut). Dengan demikian ibu dan anak tersebut menjadi penduduk pertama dari Pulau Madura.
Perahu-perahu yang banyak berlayar di Pulau Madura sering melihat adanya cahaya yang terang ditempat dimana Raden Segoro berdiam, dan seringkali perahu-perahu itu berhenti berlabuh dan mengadakan selamatan ditempat itu. Dengan demikian tempat itu makin lama menjadi ramai karena sering kedatangan tamu – tamu terutama yang niatnya dapat terkabul untuk maksud-maksud kepentingan pribadinya.
Selain daripada itu para pengunjung memberikan hadiah-hadiah kepada Ibu Raden Segoro maupun kepada anak itu sendiri. Selanjutnya setelah Raden Segoro mencapai umur 3 tahun ia sering bermain di tepi lautan dan pada suatu saat datanglah 2 ekor naga besar mendekati dia. Dengan ketakutan ia lari menjumpai ibunya dan menceritakan segala sesuatu yang dilihatnya. Ibunya merasa sangat takut pula karena itu ia memanggil kijahi Poleng. Setelah Kijahi Poleng datang, Bendoro Gung menceritakan apa yang telah dialami anaknya. Kijahi poleng mengajak Raden Segoro untuk pergi ketepi pantai.
Pada saat itu memang benar datanglah 2 ekor ular raksasa dan Kijahi Poleng menyuruh Raden Segoro supaya 2 ekor ular itu didekati dan selanjutnya supaya ditangkap dan dibanting ke tanah. Setelah dikerjakan oleh Raden Segoro maka 2 ekor ular raksasa tersebut berubah menjadi 2 buah tombak. Tombak itu oleh Kijahi Poleng diberi nama Si Nenggolo dan Si Aluquro. Kijahi poleng mengatakan supaya Si Aluquro disimpan dirumah saja dan Si Nenggolo supaya dibawa apabila pergi berperang. Selanjutnya diceritakan, setelah Raden Segoro berumur 7 Tahun berpindahlah tempat mereka dari Gunung Geger ke dekat Nepa. Didesa Nepa itu memang penuh dengn pohon Nepa dan letaknya sekarang ada di Ketapang (Kabupaten Sampang) dipantai Utara yang sekarang banyak keranya.
Selanjutnya diceritakan, Raja Sanghjahtunggal dinegara MendangKamulan, kedatangan musuh dri negara Cina. Dalam Pertempuran tersebut MendangKamulan berkali-kali menderita kekalahan, sehingga rakyatnya hampir musnah terbunuh. Pada suatu malam ia bermimpi kedatangan seorang yang sangat tua dan berkata bahwa di pulau Madu-Oro (Madura) bertempat tinggal anak muda bernama Raden Segoro. Raja dianjurkan untuk minta bantuan Raden Segoro jika dalam peperangan ingin menang.
Keesokan harinya Raja memerintahkan pepatihnya untuk datang ke Madura, menjumpai Raden Segoro guna minta bantuan. Sesampainya Patih tersebut di Madura, ia terus menjumpai Raden Segoro dan mengemukakan kehendak Rajanya. Ibu Raden Segoro mendatangkan Kijahi Poleng dan minta pendapatnya, apakah kehendak raja dikabulkan atau tidak. Ternyata Kijahi Poleng merestui agar Raden Segoro berangkat ke kerajaan MendangKamulan untuk membantu raja didalam peperangan. Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata si Nenggolo. Kijahi Poleng ikut serta, tetapi tak tampak kepada orang.