Mendengar kekuatan Bupati Joyonegoro semakin kuat maka Demang Dewa Raga dan prajuritnya panik sehingga banyak diantaranya yang melarikan diri. Pada situasi yang memprihatinkan ini penguasa Madura Cakraningrat IV mengumpulkan para begal dan bajak laut berjumlah sekitar seribu orang untuk diberangkatkan ke Gresik membantu pasukan yang dipimpin Demang Dewa Raga, setelah sampai di alon-alon Gresik mereka berbaur dengan pasukan Madura yang seduh lama bertahan di kota kadipaten Gresik.
Pihak Kumpeni Belanda dibawah pimpinan Kolonel Moestich bersama Bupati Surabaya Tumenggung Sosronegoro menyiapkan dua ribu prajurit untuk membantu Bupati Gresik Joyonegoro. Pasukan Surabaya dipimpin oleh Mas Ngabei Prawirosuroyo sedangkan pasukan Kumpeni Belanda sebanyak tiga peleton dipimpin oleh Kolonel Moestich.
Pasukan koalisi ini berkumpul di Dusun Sememi selanjutnya bergerak ke arah barat menuju Dusun Gantang terus bergerak ke arah utara hingga di Dusun Cerme Kidul ternyata pergerakan ke arah utara pasukan koalisi ini diketahui oleh pasukan musuh melalui informasi dari telik sandi mereka.
Setelah mengetahui pergerakan pasukan koalisi mengarah ke kota Gresik dari arah selatan maka Demang Dewa Raga menggerakkan pasukannya dari kota Gresik menuju Dusun Jambu arah barat dari Dusun Tambak Beras. Terjadilah pertempuran sengit dimedan pertempuran Dusun Cerme Kidul.
Situasi pertempuran yang menegangkan ini ditambah lagi dengan pasukan Kumpeni Belanda yang dipimpin Kolonel Moestich menembaki pasukan Madura sehingga banyak diantaranya yang berlumuran darah, pertempuran ini berlangsung hingga menjelang malam hari pasukan Madura terdesak terus menerus hingga mundur kembali di Dusun Jambu.