Abdul Gani, lahir di Sumenep (tepatnya Pulau Kangean), tanggal 2 Desember 1964. puisi-puisinya (berbahasa Madura) banyak terbit di Bulletin “Konkonan” Sumenep dan majalah kampus Universitas Madura di Pamekasan. Selain menulis puisi, ia juga menulis prosa di beberapa majalah.
Penyair yang sehari-hari sebagai guru pengajar di sekolah umum dan madrasah, telah menamatkan jenjang pendidikannya hingga mendapat gelar S.Pd. Namun tampaknya dalam proses berkarya puisi bahasa Madura, kerap dihantui rasa putus asa, karena sulit mempublikasikan ke media-media. Keputus-asaan ini bertambah, ketika 50 puisinya yang berbahasa Madura, hilang setelah dipinjam oleh pihak yang akan mencetaknya.
Dalam tataran perkembangan puisi-puisi Madura, Abdul Gani termasuk lebih berani sebagai pembaharu pada genre puisi Madura. Dan kini bermukim di Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan Sumenep,
AJEMMOR E PANASSA ARE
Apa se ekoca’agiya ba’na sateya
bila tao ja’ sengko’ sateya ajemmor
karana sabban atemmo
ba’na manggang tang ate moso tang kopeng
kalaban panassa are
Tape e Sanur
sengko’ ta’ bisa maorop tang mowa
kalaban tures Eropa
ba’na ta’bisa daddi tures Eropa
cocogga ba’na daddi oreng e babana kajuwan e Trunyan
jiliddagi e geddhungnga kamarra
karana robana
padhana ba’na ban sengko’
Bolehkah sy menulis puisi bahasa Madura
Silakan
Pak Anton, trims telah menulis biografi saya, alhamdullah saya sdh bisa memublikasikan karya-karya di Buletin Pakem Maddu, di PPPPTK PKn dan IPS Malang, Buku Paket Bahasa Madura untuk SMP dan SD. Saya juga telah banyak menulis puisi-puisi heroik yang jarang ditulis penyair Madura. Saya juga sdh bisa menularkan pengetahuan saya tentang puisi dan prosa fiksi Madura di Universitas Madura Pamekasan
Janji mau kirim tulisan yang lain, masih saya tunggu