Dhalem Karettek
Puisi Yulistiana Ningsih
Arassa songay ampon malanyo’ careta bula ban dika
Maelop un-dhaunan se gi’ ta’ mekkar daddi kembang
Gi’ ta’ samporna bungana ate
Sabab mella’-pandeng socana dika se akantha bintang
Elang egiba ondhem se ngandheng
Taresnana bula dha’ dika coma cokop dhalem karettek-
Se ta’ sempat esowara’agi
Dika pon jau,
Bula alambay tanang
Nyaksene dika dhalem karemmengngan aeng mata se etandheng sopaja ta’ gaggar
Coma ngaros dhalem ate
Mandaran gi’ badha’a dika atole
Matabar mesem se bakal daddi tambana loka kaelangan
14 Januari 2011
***
Revitatalisasi Bahasa dan Sastra Madura
Dinamika antara potensi dan tantangan yang dialami bahasa dan sastra Madura saat ini merupakan suatu fakta yang dapat dijadikan sumber prediksi bagi eksistensi bahasa dan sastra Madura sebagai simbol identitas manusia Madura di masa depan. Dalam konteks kultural, banyak kalangan mencemaskan perkembangan bahasa Madura, malah ada yang memprediksi bahasa dan sastra Madura akan mati atau punah. Akan tetapi banyak pula yang memprediksi bahwa peran bahasa Madura akan semakin berkembang, baik di daerah Madura sendiri maupun di daerah lain yang telah menjadi pusat berkembangnya kebudayaan Madura di luar daerah Madura.
Yang perlu dilakukan sekarang adalah menentukan srtategi yang tepat untuk pemberdayaan dan pengembangan bahasa Madura itu. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
- Masyarakat harus menciptakan ranah pemakaian bahasa yang lebih luas, karena sem
- Pemerintah dan masyarakat harus menentukan kebijakan tegas dalam perencanaan bahasa untuk dapat menyandingkan bahasa Madura dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya berkembang saling berdampingan dan menyentuh secara langsung terhadap pemakaian bahasa Madura.
- akin banyak ranah pemakaian bahasa dapat diciptakan (pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknilogi informasi) akan semakin kecil kesenjangan antara kebutuhan penutur untuk mengekspresikan diri dalam berbagai aspek kehidupan.
- Penutur bahasa Madura harus memiliki kesadaran sikap positif terhadap bahasa Madura untuk meningkatkan kesetiaan (language loyalty) yang ditandai dengan sikap mempertahankan kemandirian bahasa, kebanggaan (language pride) yang mendorong menjadikan bahasa sebagai identitas pribadi atau kelompok, sekaligus membedakannya dengan kelompok lain,, dan pemahaman pada norma pemakaian bahasa Madura (awareness of language norm) yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, benar, dan santun. Kesadaran demikian merupakan faktor yang sangat menentukan perilaku tutur dalam wujud pemakaian bahasa (language use).
Kadhiponapa caraepon alangghanan majalah Jokotole ka’dinto??
Hubungi Balai Bahasa Jawa Timur, Jl. Siwalanpanji No.1, Sidoarjo, Jawa Timur 61252, Indonesia
Hebat dan menarik sekali, pak. Penting untuk kita ketahuhi terutama, masyarakat madura.
Salam, Bang Syaf Anton wr