Selain itu kita harus merevitalisasi / mengaktualisasi nilai-nilai luhur Madura dengan memberikan penafsiran-penafsiran baru yang kontekstual seperti:
- E Tembang Pote Mata Ango’ Pote Tolang. (dari pada hidup dirundung malu, lebih baik mati berkalang tanah). Pada masa lalu pepatah ini diartikan lebih baik mati dari pada kehormatannya diinjak atau dilecehkan. Pada masa sekarang hendaknya diberi arti baru misalnya lebih baik hidup sederhana, dari pada hidup mewah dan hasil sejeki yang tidak halal.
- Mon Kerras Pa Kerres(kalau keras harus berkeris). Masa dekarang harus di beri arti ucapan/janji harus dibuktikan dengan tindakan dan tanggung jawab.
- Kar Karkar Colpe’(mengais dulu barn makan) harus diartikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus bekerja keras.
Selain nilai-nilai diatas, masih banyak nilai-nilai lama yang perlu ditafsir ulang. Dalam budaya Madura tentu saja tidak hanya nilai-nilai positif tapi ada juga nilai-nilai yang tidak relevan dengan tuntutan jaman.
Budaya masyarakat tegalan, serta hunian orang Madura yang jauh jaraknya satu sama lain menjadikan orang Madura bersifat mandiri. Disisi lain kadang-kadang melahirkan sifat yang egosentris dalam arti orang Madura cenderung gigih jika berbuat untuk kepentingan diri sendiri. Sikap egois yang kadang-kadang berlebihan membentuk manusia Madura menjadi manusia-manusia individualis. Hal ini menyebabkan orang-orang Madura kadang-kadang tidak mempunyai semangat solidaritas yang tinggi terhadap tanah huniannya.
Ada anggapan, orang-orang Madura yang sukses di luar Madura tidak serta merta membangun atau menanamkan asetnya demi kemajuan Madura. Sifat-sifat seperti mi dimasa depan harus dihilangkan. Madura bisa maju dan berkembang kalau pembangunan di dukung secara penuh oleh orang Madura secara keseluruhan (baik di Madura maupun di luar Madura).
Sikap tidak menghargai prestasi atau keunggulan orang lain harus dihilangkan. Karena banyak terjadi keberhasilan seseorang tidak menimbulkan kekaguman kadang-kadang malah membuat orang lain iri. Hal seperti ini membuat orang sulit maju, dan juga membuat program antar sektoral kurang berhasil oprimal.