Saya mengharapkan penulis yang sajak mereka tidak sempat diulas dalam karangan ini tidak berkecil hati. Sebab seperti telah dikemukakan, saya diberi waktu yang sangat singkat yang tidak memungkinkan saya menulis lebih panjang dari ini. Penerbit agaknya ingin segera buku ini dicetak. Dan dapat disiarkan sebagai persembahan kepada persajakan Indonesia yang tidak lama lagi, yaitu lima tahun yang akan datang atau tepatnya pada 2021, usianya akan mencapai satu abad.
Akhirnya, saya sebagai penulis yang berasal dari pulau Madura, hanya dapat mengungkapkan rasa haru saya menemukan kenyataan di tanah kelahiran saya cukup banyak muncul penulis berbakat dewasa ini. Saya terus terang sangat gembira. Sama gembiranya dengan ketika sajak-sajak saya dahulu dimuat pertama kali dalam majalah sastra bergengsi Horison pada akhir 1966, ketika usia saya 20 tahun dan baru satu setengah tahun menjadi mahasiswa Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Sajak yang dimuat dalam majalah Horison itu sendiri saya tulis tak lama setelah saya lulus SMA pada akhir tahun 1964. Usia saya ketika itu sama dengan usia penulis termuda dalam antologi ini yang anda dapat membacanya sendiri. Wassalam. []
Bogor, 1 Februari 2016
*) Guru besar Universitas Paramadina, Jakarta. Penyair kelahiran Pasongsongan, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Harus mencari bibit baru untuk ditanam…