Sampai Kapankah Kerapan Sapi Menjadi Primadona

Berbicara tentang pariwisata, maka kegiatan tersebut adalah kegiatan multiplayer effect. Sebab bila kegiatan pariwisata di suatu daerah bergejolak, maka perekonomian baik besar ataupun kecil akan juga bergairah. Kita lihat saja, bila pantai lombang di Sumenep menjadi tujuan utama turis yang datang ke Indonesia seperti halnya pantai kuta di Bali. Maka, berapa banyak hotel yang akan kita bangun, berapa banyak restoran yang kita siapkan serta segala hal yang barkaitan dengan keperluan wisatawan asing tersebut. Bila hotel-hotel dan restoran berdiri, maka sedikit banyak memerlukan tenaga kerja yang tentu saja juga akan menggunakan SDM  yang ada dilingkungan tersebut.

Lalu ketika sang turis hendak menuju pantai dari tempat penginapannya, tentunya mereka memerlukan transportasi, maka tukang becak dan tukang ojek yang mangkal disekitar daerah tersebut juga akan memperoleh penghasilan. Juga ketika turis hendak meninggalkan daerah wisata tersebut, maka mereka pastinya akan membeli barang-barang yang bisa mereka bawa untuk dijadikan kenangan (Souvenir). Maka berbahagialah usaha kecil menengah ataupun usaha rumah tangga yang telah bersusah payah bergerak dalam usaha souvenir tersebut.

Dengan kata lain, bila dunia parwisata disuatu daerah berkembang maka tentu PAD daerah tersebut akan beranjak naik serta perekonomiannya juga akan bergairah positf. Objek wisata saat ini dibagi 3, objek wisata alam, objek wisata budaya serta objek wisata minat khusus. Berbicara objek wisata yang berkaitan dengan seni dan budaya, maka berbahagialah kita  masyarakat Madura. Sebab untuk daerah Jawa Timur, bahkan Indonesia kerapan sapi masih menjadi tujuan utama wisatawan untuk golongan atraksi budaya yang paling mereka gemari. Hal tersebut sudah berlansung selama beberapa tahun terakhir ini. Senyatanya hal tersebut sudah harus kita dukung bersama demi tetap lestarinya budaya tersebut.