Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep (Bag. 1)

Ilustrasi Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih

Sesuai dengan catatan sejarah ketika Daulah Fatimiyah di Mesir yang bermahdzab Syafi’ie merupakan pusat dunia Islam setelah berakhirnya Daulah Abbasiyah di Baghdad. Sedangkan Syarif Makkah merupakan penguasa dibawah protektorat (perlindungan) Daulah Fatimiyah, dan bisa dimungkinkan bahwasanya Mesir mempunyai politis spiritual, yang ternyata antara Mesir dan Pasai sama-sama penganut mahdzab Syafi’ie, juga Syarif Makkah sebagai penguasa Ka’bah kala itu mempunyai kepentingan politik dan spiritual, maka jalinan persahabatan antara Mesir, Makkah, dan Pasai mempunyai landasan yang amat kokoh. Termasuk hubungan kebudayaan dan ekonomi, apalagi Mesir merupakan tempat persinggahan lalu lintas ekonomi antara Barat dan Timur, sedangkan Pasai merupakan gudangnya rempah-rempah yang digandrungi dunia terutama Eropa.

Juga seperti yang diungkapkan oleh Prof. H. Moh. Yamin, SH bahwa yang sama dengan ahli sejarah yang lain bahwa di Leran Gresik ada sebuah cungkup tua yang bertuliskan Arab, sebagai kuburan seorang muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun bin Al Qadir Billah, dengan memakai hari tangal : Jumat 7 Rajab 495 hijriyah yang bersamaan dengan tanggal 27 April 1102 masehi, atau bersamaan dengan pemerintahan putra Airlangga yang bernama Shri Samarawijaya yang memerintah pada tahun 1048 hingga tahun 1115 masehi.

Dan sekitar awal abad keempat belas atau tahun 1300 masehi, datang ke pulau Jawa Walisongo tahap pertama yakni antara lain :

  1. Syd. Malik Israel;
  2. Syd. Maghrebi;
  3. Syd. Akhmad;
  4. Syd. Hasanudin;
  5. Syd Fathullah;
  6. Syd. Ali Murtada Akbar;
  7. Syd. Maulana Ishak;
  8. Syd. Syaubakir;
  9. Maulana Malik Ibrahim,

Tulisan bersambung

  1. Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep (Bag. 1)
  2. Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep(2)
  3. Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep (Bag. 3)

Mereka berasal dari Constantinopel (Turki) sebagai utusan dari Negeri Nerum, mendarat di Pelabuhan Banten sebagai bandar pelabuhan di kerajaan Pajajaran.  Setelah mengetahui bahwasanya kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Majapahit (sekitar pemerintahan Prabu Jayanegara putra dari Raden Wijaya), maka lima orang dari mereka yakni :

  1. Syd. Al Magrebi;
  2. Syd. Akhmad;
  3. Syd. Ali Murtada Akbar;
  4. Syd. Maulana Ishak;
  5. Syd. Syaubakir,

Bertolak menuju Majapahit dan berlabuh di Gresik. Perlu diketahui Majapahit dimasa pemerintahan Prabu Jayanegara mengalami peperangan dengan adanya pemberontakan Ra Kuti dan kawan-kawan, sehingga para Muballigh tersebut merasa  kurang aman untuk memasuki wilayah pusat kerajaan. (bersambung: Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep(2))

 

Responses (3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.