Tari Pecut Pulau Madura

Seni tari lain khas Madura juga dapat ditemui pada seni pencak dan silat, yaitu seni bela diri dengan gerakan-gerakan cermat, teratur, dan sekaligus indah untuk menangkis atau mengelak serangan lawan sambil menyerang balik. Pertarungan dalam lakon yang dipentaskan saat menggelar ludruk sering melibatkan gerakan pencak dan silat. Ludruk (disebut juga katopra’) yang dimaksudkan adalah bentuk seni drama tradisional yang juga dengan susah payah terus mencoba bertahan di Madura di tengah ancaman persaingan film dan sinetron di televisi.

Ketradisionalan ludruk terkenal dari pemakaian gamelan sebagai latar belakang, dengan lakon yang dapat sangat bervariasi mulai dari khasanah klasik sampai pada cerita modern (Bouvier, 1989). Kaum muda lebih menyukai bentuk sandiwara sebagai pemodernan ludruk, dengan lakon-lakon yang tidak pakem.

Pada pihak lain, wayang orang (topeng) atau lengkapnya biasa dikenal bajang topeng dhalang (wayang topeng dalang), seni teater yang dianggap khas Madura (Soelarto, 1977) hampir selalu hanya memainkan lakon dari episode klasik dalam Mahabarata dan Ramayana, atau dicuplikkan dari siklus cerita Panji (yang mengambil tempat saat jaya-jayanya kerajaan Kediri di abad XII).

Problem kesenian tari maupun kesusastraan Madura sejatinya tetap mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait, agar terus dilestarikan sebagai bentuk penghargaan terhadap tradisi leluhur yang telah mengakar kuat di masyarakat. Tanpa itu semua, tidak mustahil, identitas ke-Madura-an dengan segala kekhasan dan karakteristiknya akan punah ditelan zaman. Semoga tidak terjadi.

Sumber:http://www.salvatruca.co.cc/

 

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.