Fenomena globalisasi dengan sekian nilai yang dibawanya, telah memunculkan beragam kekha watiran masyarakat lokal (Madura), karena kebuda yaan baru yang dibawa oleh globalisasi tampaknya secara perlahan mulai menggerus kekayaan lokal. Tidak heran beberapa tokoh di Madura memuncul kan gagasan tentang revitalisasi kebudayaan yang dimiliki Madura. Konsepsi revitalisasi merupakan tawaran untuk menyelamatkan kebudayaan agar tetap eksis, salah satunya dalam bidang seni musik lokal di tengah kemajuan seni musik kekinian.Sebab, membiarkan seni musik lokal dengan apa adanya, sama halnya dengan menenggelamkan kekayaan lokal tersebut dalam kemajuan seni musik modern. Hanya revitalisasi seni musik lokal yang bisa diwujudkan untuk tetap mempertahan kannya, sehingga tradisi seni musik lokal akan te tap menarik dan eksis di tengah belantika musik-musik modern yang terus berkembang. Salah satu wujud kongkret dari revitalisasi ini adalah pengem bangan seni musik Tong-Tong di Madura yang sa ngat fenomenal, terutama pada saat bulan Rama dhan. Tong-Tong tampak telah menjadi seperang kat seni musik yang memiliki nilai religius dan sa ngat lokalistik, karena geliatnya yang biasa dilekat kan pada saat momentum suci bulan Ramadhan.
Seni Musik Tong-Tong, sejak beberapa tahun terakhir ini tampaknya menjadi fenomena baru dalam kontelasi musik lokal di Madura. Musik Tong- Tong adalah musik dengan peralatan dari bambu dan dibuat dengan model sederhana ini, tapi mampu menghadirkan bunyi yang rancak dan tak kalah indah dari musik modern, merupakan kekayaan lokal yang mampu mewarnai kehidupan masyarakat, terutama di Madura.