Seni Tradisi Madura Sebagai Penetrasi Budaya Global

Sebagai contoh warna seni budaya Madura dalam bentuk kesenian yang pernah dan atau yang masih hidup misal : Seni Teater: Topeng, Dalang, Ketoprak (Ludruk), Seni Musik: Saronen, Musik Ghul-ghul, dan jenis lainnya; Seni Suara/sastra : Macopat, Tembang Gending, Diba’, Samman, dst; Seni Tari: Tayub, Muang Sangkal, Ghambuh, Duplang dsb. , Seni pertunjukan yang menggabungkan semua unsur dan mengarah pada proses ritual, sebagai misal: Ratep, Sandur, Dammong, Sintung, Pangkah’ Ojung dst; sedang penghayat seni misalnya : penari, pesinden, kerapan sapi, sapi sape sono’, sap-sap ajam, dalang topeng, pangeas, mamajir, paneges, dst. Dan contoh-contoh dalam bentuk situs kepurbakalaan yang bertebar di beberapa pelosok Madura.

Dalam perubahan transformasi budaya global yang pada akhirnya menyentuh pada tatanan kehidupan tradisi masyarakat Madura, infra struktur yang bergerak melalui kesenian telah menjadi wilayah yang kurang menguntungkan bagi suatu kepentingan budaya lokal. Hal ini karena perubahan sosial budaya menjadi perubahan dalam struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial.

Struktur sosial yang dibentuk oleh status individu di dalam “hirarki prestise masyarakat” dalam suatu kelompok atau masyarakat, menyebabkan terjadinya perubahan status kelompok sosial itu sendiri. Sedangkan status kelompok menempati posisi dalam hirarki prestise dari suatu masyarakat.

Status tidak bisa terlepas dari peran, karena status merupakan aspek statisnya, sedangkan peran atau perilaku individu merupakan aspek dinamisnya. Peran diartikan sebagai pola kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, keyakinan, kepercayaan, sikap perasaan, nilai, tingkah laku yang oleh anggota masyarakat diharapkan menjadi ciri dan sifat individu yang menduduki posisi tertentu (Krech, et., 1962:338). Status dan peran saling berpengaruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.