Seni Tradisi Madura Sebagai Penetrasi Budaya Global

Dengan terjadinya perubahan-perubahan itulah status dan peran yang terjadi pada masyarakat (secara individual atau kelompok) Madura mengalami “kegoncangan” budaya, sehingga perhatian dan apresiasi terhadap kesenian lokal makin kurang menguntungkan.

Perubahan ini tidak hanya tampak dalam skalanya saja, akan tetapi juga ditengarai ada dalam empat ikhwal, berikut ini : (1) meningkatnya mobilitas manusia, dana, kapital dan informasi serta tema-tema permasalahan (isu) melintas disembarang perbatasan; (2) kian terbebaskannya manusia dari ikatan-ikatan lain yang menekan (berdasarkan tradisi), dan gantinya kian marak ikatan yang berpangkal dari kehendak-kehendak bebas manusia; (3) terjadinya banyak perubahan dan pembaharuan, dan (4) kian berlanjutnya heterogenitas dan pluraritas masyarakat, baik dalam berbagai tampilan fisik maupun dalam isi alam pikirannya.

Kemungkinan Menjadi Penetrasi Budaya Global

Era globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, dengan ditemukannya perangkat teknologi canggih yang berkembang seperti sekarang ini memungkinkan manusia memperoleh dan menangkap informasi secara cepat dan instan. Konsekuensi logisnya, budaya global tidak dapat ditawar lagi untuk menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari.

Dalam kondisi semacam ini tidak dapat dilarang lagi ketika anak-anak setiap hari berkomunikasi dengan teknologi seraya menikmati berbagai jenis kesenian dari Jepang atau Amerika. Melarang anak untuk menonton televisi justru menjadikan anak tidak siap untuk berkompetisi pada tatanan transnasional. Televisi sebagai wacana budaya, dapat membuat kita jadi sadar akan kekurangan yang ada pada diri kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.