wilayah bagian tengah Pulau Madura, Kabupaten Sumenep memiliki batas wilayah pantai itu terletak di bagi utara yaitu pesisir Laut Jawa dan wilayah selatan, Selat Madura. Dari kehidupan pesisir itulah muncul tradisi masyarakat pesisir Sampang, salah satunya dikenal tradisi Sorong Kasereng – “sorong ka sèrèng “ (dorong ke pesisir, ind).
Kesenian ini diekspresikan dalam bentuk tari umumnya dimainkan oleh anak-anak nelayan yaitu menggambarkan saat air laut pasang, mereka ikut membantu para orang tua yang turun dari laut untuk membantu hasil tangkapan ikan dari perahu, yang kemudian dikenal sebagai Tari Kasereng. Dicerikan pada saat itu para anak nelayan menunjukkan kegemberian karena hasil tangkapan orang tua mereka melimpah atas rejeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Namun dalam perkembangannya kegembiraan anak nelayan itu, diekspresikan dalam bentuk Tari Sorong Kasereng dan dimainkan bukan saja para anak nelayan, namun telah menjadi ekspresi seni tradisi anak-anak Kabupaten Sampang umumnya.
Tari Sorong Kasereng dalam eksplorasinya diiringi musik tradisi, yaitu musikSaronen yang kerap dijadikan musik pengiring dan pengantar dilaksanakannya kerapan sapi. Saronen sendiri adalah musik tradisi yang telah menjadi ciri musik etnis Madura.
Tari Sorong Kasereng dimainkan oleh 5 anak atau sesuai dengan kebutuhan, dan mengenakan busana tradisi rakyat khas Sampang. Sebagai awal, tari yang menggambarkan peristiwa di pesisir, dengan gerak suka cita, mereka mengusung wadah diatas kepalanya, lalu dengan riang pula memungut hasil tangkaplan ikan diperahu.Tari ini menonjolkan gerakan dimanis, ekspresif dan menunjukkan ekspresi kesenangan masa anak-anak.
Nilai yang terkading dari seni tari Sorong Kasereng ini, bukan hanya dimanis dalam gerak, juga unsur keindahan yang ditunjukkan pada buasana penari dan aksesoris yang ada ditubuh penari menjadi unik dan menarik. Demikian pula, pemilihan busana batik dengan motif terang, memberikan keindahan tersendiri, ketika tari ini dimainkan. (Lontar Madura)