Tantangan Budaya Madura di Era New Media

Kendalanya adalah pengetahuan tentang pemilihan konten dan konteks media untuk penyebarluasan informasi budaya Madura yang tepat di era globalisasi saat ini. Masyarakat Madura dalam menghadapi arus globalisasi harus menggunakan media yang sudah berkembang, yaitu new media untuk men-citra budaya Madura di empat kabupaten di pulau Madura. Pembuatan citra empat kabupaten di pulau Madura harus sesuai dengan karakteristik kondisi alam, budaya, dan keunikan masyarakat tersebut. Pulau Madura yang kaya akan pesona alam dan budaya akan terlihateksotis dan berani mengahadapi budaya modernitas dalam terpaan arus globalisasi budaya.

Pembahasan

Perkembangan masyarakat berbanding lurus dengan perkem­ bangan teknologi, tidak terkecuali teknologi di bidang komunikasi dan informasi yang biasa disebut dengan istilah New Media. New media sendiri mengandung pengertian sebuah istilah yang digunakan di abad 21 dan terhubung dengan jaringan internet. Hal-hal yang berkaitan dengan new media selalu dihubungkan dengan digital. New media bergerak dengan begitu cepat dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Tidak ada aktivitas manusia yang tak bersentuhan dengan teknologi new media. Seperti apa yang McLuhan sebut dengan teori perpanjangan alat indera (sense extension theory), yang menyatakan bahwa media merupakan perpanjangan atau perluasan dari alat indera manusia.

“Secara operasional dan praktis, medium adalah pesan. Ini berarti bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media karena perpanjangan diri kita, timbul karena skala baru yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau oleh teknologi baru. Media adalah pesan karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia”. (McLuhan, 1964: 23-24)

Dari teori McLuhan diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya media sosial (facebook, twiiter, path, line, kakao talk, bloger, skype, yahoo messenger, email, instagram, etc) sebagai perwujudan dari new media telah membawa pengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia. Segala sesuatunya berubah mengikuti zaman dan apa yang tengah menjadi trending topic. Budaya yang mulai masuk ke media menjadi sorotan masyarakat dan dapat merubah dan mengkosntruksi image budaya tersebut. Pada kesempatan inilah new media menjadi point of view budaya Madura menerima tantangan arus globalisasi dengan menggunakan new media.

Budaya Madura mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep bahkan hingga kepulauan yang ada di Madura, akan dapat di-publish melalui media sosial sebagai bentuk perwujudan new media. Dampak new media terdapat pada tingkat efisiensi dan efektivitas arus informasi yang sedang berkembang di ruang public. Percepaatan arus informasi ditandai dengan masuknya globalisasi dan informasi yang tanpa batas dan waktu. Perkembangan budaya Madura yang terinternalisasi di habitus orang Madura membuat daya tarik dan pesona bagi turis domestik dan luar negeri.

Globalisasi sebagai saluran hubungan sosial diseluruh dunia yang menghubungkan antar daerah meskipun letaknya berjauhan. Penyebaraninformasimelaluimedia sosial mengurangi kendala ruang dan waktu. Peristiwa, berita bahkan informasi yang terbaru pun tentang sebuah budaya dapat disiarkan secara langsung melalui media sosial dan akan mempengaruhi citra budaya tersebut.

Ini berkaitan dengan fungsi media sosial yang dapat menonjolkan individu maupun memberikan status (status conferral) (Merton, 1948). Ini karena namanya, gambarnya atau kegiatan yang diunduhnya dimuat dan di-share oleh jejaring sosial. Dalam ilmu jurnalistik, hal ini dikenal dengan pemeo “names make news”20. Sehubungan dengan pembentukan citra, maka juga dapat dikatakan “news make names”21.

Koneksi global dimediasi oleh teknologi informasi (terhi, 2001). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berada dekat dengan kehidupan sesuatu masyarakat itu mempermudah masuknya budaya dalam kehidupan suatu masyarakat, karena globalisasi dapat menjangkau segala aspek kehidupannya. Globali­ sasi media yang berkembang telah membawa berbagai kebudayaan dari luar sehingga dapat terintegrasikan dalam kebudayaan lokal.

Transformasi budaya barat melalui globalisasi media da­ lam bentuk teknologi komunikasi, telah banyak tumbuh da­lam kehidupan masyarakat sehingga ia dapat mempengaruhi aktivitas kebudayaan lokal. Budaya madura dalam gelombang teknologi melahirkan­ permasalahan yang besar dan mengancam eksistensi budaya masyarakat Madura.

Oleh karena itu, dalam proses perkem­ bangan tersebut akan melahirkan pergesaran dan perubahan baik dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bagian dari nilai budaya masyarakat madura. Kondisi ini kemudian memandang perlu untuk melihat bagaimana kesiapan masyarakat madura sehingga bisa memanfaatkan teknologi media sebagai konstruksi positif terhadap budaya.

Perlunya integerasi budaya dalam bangunan globalisasi me-dia memun­culkan­ kecerdasan lokal untuk bisa bersaing dalam du­ nia global dengan membuat budaya madura sebagai modal budaya­. Modal budaya (culture capital) merupakan strategi yang paling tepat dalam menghadapi globalisasi dengan memasukkan seluruh atau sebagain budaya madura dalam dunia virtual seperti internet. Prak-tek modernisasi yang melahirkan pengetahuan telah ditafsirkan oleh Giddens (1991) bahwa pengetahuan baru dan pengetahuan se-seorang akan terus mempertimbangkan dan pembangunan­ kembali diri mereka.

Dalam buku cultural antropology, Kottak (2004), menerangkan budaya dapat dilihat dalam tiga bentuk Culture is learned, Culture is shared, Culture is symbol, bahwa budaya dipelajari, di sebar luas­ kan dan budaya sebagai suatu simbol. Untuk mempertahankan eksistensi sebuah kebudayaan, kiranya perlu utuk melihat budaya-budaya lokal dibeberapa negara yang sampai saat ini masih menjadi kebanggaan masyarakatnya. Di spanyol, memiliki kebudayaan yang sudah mendunia yang kenal sebagai Bullfights yaitu sebagai pertarungan­ antara banteng dengan manusia yang disebut matador. Terlepas dari adanya unsur kekerasan dalam kebudayaan tersebut bahwa ketika ini telah menjadi ikon kota madrid dipsanyol.

Di negara Turki tepatnya di daerah Selçuk, terdapat sebuah kebudayaan lokal yang mendunia yaitu pertarungan antar unta (Camel Wrestling). Awal mulanya, kegiatan kebudayaan ini hanya sebagai aktivitas tradisional yang dilakukan oleh masyarakat disana. Dalam perkembangannya warisan budaya Camel Wrestling kemudian dikemas dengan sebaik-baiknya dengan tujuan untuk bisa menarik wisatawan dari manca negara datang berkunjung kepada negara tersebut. Yang juga menarik dalam kegiatan kebudayaan ini bahwa hingga kini tidak dokomirsial sehingga kebudayaan ini dapat terjaga keasliannya.

Di India, terdapat upacara dan tradisi kuno masih dijalankan oleh masyarakatnya yang disebut gajah jaipur. Gajah di Jaipur merupakan festival kebudayaan dengan berbagai kegiatan seperti parade hias gajah, melukis gajah, dan beberapa geiatan lainnya. menghias gajah-gajah yang dipercantik lengkap dengan pakaian khusus merupakan kegiatan tradisional yang hingga kini masih dilestarikan. Kebudayaan ini kemudian menjadi destinasi wisata ketika berkunjung ke negara India.

Dalam konteks Madura, beberapa kebudayaan sangat ber­ potensi dijadikan sebagai ikon dan disebarkan dalam kepada selu­ ruh dunia. Hal ini mengingat budaya madura pada dasarnya belum tereksplorasi dan belum terfalitasi dengan baik, sehingga keadaan ini dapat menjadi titik awal proses tranfomasi budaya dalam dunia internasional. Seperti dijelaskan diatas bahwa adanya budaya kerapan sapi dan sapi sonok sebagai salah satu modal budaya menuju kebagkitan dan eksistensi budaya lokal ditengah hegemoni budaya global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.