Salah satu kekayaan tradisi yang jarang diketahui, yakni Tari Topeng Patengteng yang lahir dan berkembang di Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan. Tarian ini kerap dimainkan masyarakat setempat pada hari-hari tertentu dan selalu menjadi pagelaran seni budaya tahunan daerah setempat.
Tari Topeng Patengteng ini merupakan tarian yang menggunakan lima topeng itu dipercaya oleh penduduk lokal memiliki karakter sosok mistis yang perannya berbeda-beda. Dua topeng berwarna putih sebagai punokawan atau pengawal, sementara dua topeng berwarna kuning sebagai cokro panji raja dan ratu. Dan satu topeng berwarna hijau menggambarkan roh lokal.
Tari Topeng Patengteng, merupakan pertunjukan yang digelar untuk melaksanan tradisi mengawinkan sumber mata air, yang oleh penduduk setempat biasa dilakukan setiap tahun.
Menurut tokoh dan pelaku tari masyarakat setempat, yakni mengawinkan sumber mata air ini bertujuan untuk berdo’a agar warga di Desa Patengteng dikarunia air yang berlimpah.
Tari Topeng Patengteng biasanya digelar di tiga tempat sekaligus yaitu, di rumah tokoh masyarakat, kemudian pindah ke sumur yang oleh warga dipercaya berjenis kelamin jantan, dan berakhir di sumber mata air Sungai Langkap, yang oleh penduduk desa dianggap punya jenis klamin betina.
Usai pergelaran kemudian ditutup dengan doa, kemudian sumber mata air dikawinkan, yakni dengan mengambil air dari sumur jantan, kemudian disatukan dengan air dari sumber mata air betina.
Tarian-tarian ini dalam pertunjukan Tari Topeng Patengteng berisi pujian-pujian pada Sang Maha Kuasa. Masyarakat berdo’a agar sumber air di Desa Patengteng selalu berlimpah.
Tradisi ini setiap tahun selalu dirayakan, tahun ini masih belum ditentukan kapan akan dilaksanakan, karena debit air masih berlimpah.
(dari beberapa sumber)