Tradisi lisan merupakan salah satu kebudayaan yang telah berkembang di tengah-tengah masyarakat pemakainya. Tradisi lisan diartikan segala wacana yang diucapkan meliputi yang lisan dan yang beraksara atau dikatakan juga sebagai sistem wacana yang bukan aksara (Pudentia, 1998:vii). Dalam perkembangan dari waktu ke waktu, jenis budaya ini kurang mendapat perhatian. Padahal, tradisi lisan memiliki nilai dan muatan yang sangat bermakna bagi komunitas masyarakat tertentu, dan menjadi penanda budaya kelompok masyarakat tertentu pula.
Itulah sebabnya, Waiko dalam Djuweng (1998:169) menekankan bahwa wacana lisan merupakan landasan keasadaran diri dan otonomi sebuah suku bangsa ketika mereka berhubungan dengan dunia luar, dari yang verbal sampai yang non-verbal. Lewat keasadaran itu, mereka menemukan kepercayaan diri yang pada gilirannya memainkan peranan penting dalam membentuk jati diri dan eksisitensi mereka.
Eksistensi manusia selalu dipengaruhi oleh produk budaya yang ada di sekitarnya. Karena itu, Chair dan Leoni (1995:216) mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan segala hal yang menyangkut manusia, termasuk aturan atau hukum yang berlaku dalam masyarakat, hasil-hasil yang dibuat manusia, kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan, dan termasuk juga alat interaksi atau komunikasi yang digunakan, yakni bahasa dan alat-alat komunikasi nonverbal lainnya.
Untuk mengenal jati diri suatu bangsa, dapat dilihat dari hasil budaya bangsanya. Dengan kata lain, sebagai bangsa yang terdiri atas beraneka ragam suku, kebudayaan merupakan jati diri suatu bangsa. Harus merasa bangga. Karena dengan kebudayaan yang beraneka ragam akan terjadi kontak antarkebudayaan daerah yang melahirkan kebudayaan nasional yang dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.
Kebudayaan daerah di Indonesia berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Warna perbedaan budaya sangatlah kental dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya yang berbeda ini selalu berinteraksi dalam Negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, memahami mengapa seorang berucap, bertindak, berbuat dengan cara mereka masing-masing ini sangat penting dihayati oleh semua warga Negara Indonesia. Mereka hidup dan selalu berinteraksi dalam masyarakat yang pluralistik dan multikultural baik etnis, agama, kepercayaan, keyakinan, dan sosial ekonomi.