Sebagai Bupati Sumenep
Dengan membawa Surat Pengangkatan sebagai Bupati Sumenep, Raden Mas Anggadipa mulai memegang tampuk pemerintahan di Sumenep. Ia menggunakan gelar Tumenggung, Adipati dan Pangeran. Pada tahun 1639, ia mendirikan masjid di desa Kepanjin Surnenep, dan sampai sekarang dikenal dengan nama Masegit Laju (masjid lama).
Kedatangan Tumenggung Anggadipa membawa perubahan yang sangat berarti bagi perkembangan agama Islam di Sumenep. Perubahan tahun Saka yang berdasarkan peredaran matahari menjadi tahun Jawa berdasarkan kalender Hijriyah yang dipergunakan umat Islam diterapkan di Sumenep dan mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Pembangunan Masjid Laju
Pembangunan Masegit Laju atau Masjid Laju (Masjid Lama) merupakan tanda kepedulian Tumenggung terhadap perkembangan agama Islam. Masjid sebagai pusat kebudayaan berperan sebagai wahana pendidikan Islam secara terbuka bagi masyarakatnya, selain sebagai tempat peribadatan kolektif menjadi ruang penyatu antara pemimpin dengan rakyatnya.
Masjid yang pertamakali dibangun di Sumenep itu dapat mengawali berkembangnya pendidikan non formal bagi masyarakat umumnya, khususnya penerapan dasar-dasar pengetahuan agama. Pada perkembangan berikutnya masjid merupakan bagian integral dari pendidikan pesantren.
Keberadaan masjid menandakan kepedulian Tumenggung sekaligus meningkatnya pemeluk agama Islam yang membutuhkan tempat sholat berjamaah, sekaligus sebagai tempat belajar ilmu agama..
Masjid juga merupakan salah satu bagian integral dari kehidupan pesantren. Sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam melaksanakan sembahyang lima waktu, khutbah serta pendalaman keislaman.