Selain Roma Sekot Bângsal di Sumenep juga terdapat Roma Sékot Pacénan, hadir pada abad ke delapan belas Masehi, yang padaawalnya berkembang di wilayah perkotaan, yang disebut Kampong Pacénan (asal Ratapa-céna-an) lalu menjamur di wilatah pesisir yang didiami oleh orang China, seperti diAmbunten, Pasongsongan, Dungkek, Legung kecamatan Batang-batang, dan lainsebagaìnya. Sedang wilayah pedalamannya yang banyak didiami oleh masyarakatn China, yaltu Lenteng, Andulang kecamatan Gapura, Guluk-guluk, Ganding, Dasuk, danlain-lain.
Wilayah yang tidak dimasuki China yaitu Prenduan, Rubaru, sedang diKalianget hanya satu orang China bernama Li Sun, sampai sekarang diabadikandengan nama kampong Lisun. Dan tidak sedikit orang China yang kawin dengan orangprìbumì, juga sebaliknya, laki-laki orang pribumi yang yang kawin dengan wanita China, dan keturunannya disebut Paranaghân.
Bentuk atap Roma Sékot Pacénan hampir sama dengan Roma Bângsal,, yangjuga mengerucut tapi atapnya melebar kesamping, dan kanan kin dan wuwungan ditunjang dengan gewel. Roma Sékot Pacénan bentuk wuwungan ada tiga macam,yaitu:
- Bentuk wuwungan atap yang melengkung di kanan kin meruncing tajam laluatap kanan kin dipotong dan disangga oleh gewél,
- Bentuk wuwungan atap lurus kanan. kin dipotong dan disangga oleh geweldan diakhiri dengan pentolan kanan kin yang disebut bu-labu.
- Bentuk wuwungan atap lurus tanpa dengan tidak dipasang bu-labu,Kerangka atap pada umumnya hampir sama, seperti bentuk
Dan bagian dalam dipasang kuda-kuda untuk penunjang tolang bubung (balk nok) atau wuwungan. Dan segala bentuk didalamnya baik pintu, jendela, serambi, ruangan juga sama persis seperti Roma Sékot Bângsal, yaitu ruangan induk berbentuk bangsal dengan serambi di depannya. Hanya tidak ada sasaka (Iambhâng / balk latei), tapi di serambi ada empat pilar dan empat buah tiang. Dua pilar tersebut untuk penyangga bhâlândhâr (balk ring), sedangkan empat buah tiang untuk penyangga sosoran depan.