Abd. Sukur Notoasmoro, Menoreh dan Menjaga Tradisi Lisan Madura

Selepas pensiun sebagai PNS tahun 1979 (jabatan terakhir Kepala Kabin PDPLB Wilayah Sumenep Utara I), aktivitasnya sebagai praktisi budaya Madura tidak berhenti. Bahkan kegiatannya tambah padat. Tahun 1987, Sukur bersama kawan-kawannya mendirikan sebuah kelompok yang diberi nama Tim Pembina Bahasa Madura (Tim Nabhara) kantor Depdikbud Kabupaten Sumenep. Pembentukan tim itu atas saran kepala Kantor Depdikbud Sumenep waktu itu H A Said Hidayat. Pak Sukur merupakan ketua pertamanya.

Pak Sukur juga dikenal sebagai sosok yang tegas, tegar, idealis, dan memiliki ingatan yang sangat kuat. Kebiasaannya menjadi pemateri dalam setiap kepentingan yang beraroma Madura selalu terus beliau jalani hingga lanjut usia. “Saya hanya mencoba mengembalikan bahasa dan kebudayaan Madura yang sudah mulai berserakan berkeping-keping di sana sini agar kembali pada asalnya. Tapi saya bukan satu-satunya orang yang melakukannya,” alasan Pak Sukur sambil merendah, seperti yang dituturkan kembali oleh Doktor Saidi.

Dalam aktivitasnya tersebut, usia dan kondisi fisik yang sudah lemah tidak menjadi penghalang, atau mengurangi ingatan sekaligus kecerdasannya. Hanya jika harus menempuh jarak jauh, beliau hanya mewakilkan dirinya dengan mengirim tulisan seperti makalah dan semacamnya. Pembatasan itu beliau lakukan saat usianya sudah cukup sepuh.

Responses (2)

  1. Bagaimana dengan Kelg Besar Kudonatpodho & Pratamingkusumo…saya ada Jatah Pesarean Di ASTA TEGGIH….heeee…was

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.