Abd. Sukur Notoasmoro, Menoreh dan Menjaga Tradisi Lisan Madura

Tanggal 01 Februari 2013, warga Madura khususnya Sumenep kehilangan putra terbaiknya: seorang ahli pramasastra, ondhaggha bhasa, kosakata, peribahasa, aksara Gajang (carakan), careta kona, kesenian dan kebudayaan Madura ini dipanggil ke rahmat-Nya dalam usia 91 tahun. Pak Sukur meninggalkan 9 putra-putri dari isterinya yang bernama Raden Ajeng Amra. Selama hidupnya Pak Sukur banyak meninggalkan tulisan-tulisan penting mengenai Madura, namun hanya satu yang berbentuk buku.

“Kadang tulisan-tulisannya yang berbentuk buku justru tidak dinamai dirinya sebagai penulis, tapi dinamai orang lain atas keinginan beliau. Buah-buah pikirannya banyak ditulis oleh teman-teman beliau. Yang dinamai beliau hanya buku Paramasastra Madura. Selebihnya makalah-makalah, dan lain-lain,” pungkas Doktor Saidi menantunya. | Tulisan senada: Abd. Sukur Notoasmoro, Pelestari dan Praktisi Bahasa Madura

Penulis : R B Moh Farhan Muzammily

Responses (2)

  1. Bagaimana dengan Kelg Besar Kudonatpodho & Pratamingkusumo…saya ada Jatah Pesarean Di ASTA TEGGIH….heeee…was

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.