Arya Wiraraja Adipati Sumenep

Pararaton.

  1. Raden Wijaya menyeberang ke utara turun perahu terhalang malam ditengah sawah didaerah perbatasan Songennep, bermalam ditengah sawah yang baru saja habis disikat pematangnya. Sembah Wiraraja : Janganlah Tuanku khawatir hanya saja hendaknya tuan bertindak perlahan-lahan.
  2. kata Raden Wiraraja : Bapa Wiraraja, sangat besar hutangku kepadamu, jika tercapailah tujuanku, akan kubagi dua tanah Jawa nanti, hendaknya kamu menikmati seperduanya, saya seperdua. Kata Wiraraja Bagaimana saja, Tuanku, asal Tuanku dapat menjadi raja saya.

Demikianlah janji Raden Wijaya kepada Wiraraja.

Raden Wijaya bertempat tinggal di Songennep.

Disitu Arya Wiraraja berkata : Tuanku hamba mengambil muslihat, hendaknyalah Tuan pergi menghamba kepada raja Jayakatong, hendaknya Tuan seakan-akan minta maaf dengan kata-kata yang mengandung arti tunduk; kalau sekiranya raja Jayakatong tak keberatan, tuan menghamba itu, hendaknyalah tuan lekas-lekas pindah bertempat tinggal di Dhaha, kalau rupa-rupanya sudah dipercaya, hendaknyalah tuan mohon hutang orang terik kepada raja Jayakatong, hendaknyalah tuan membuat desa disitu. Hamba-hamba Maduralah yang akan menebang hutan untuk dijadikan desa, tempat hamba-hamba Madura yang menghadap tuanku dekat.

Adapun maksud tuanku menghamba itu, agar supaya tuan dapat melihat-lihat orang-orang Jayakatong siapa yang setia, yang berani, sifat-sifat Kebo-Mundarang, sesuadh itu semua dapat diukur hendaknyalah tuanku memohon diri pindah ke hutan orang Terik yang sudah dirobah menjadi desa oleh hamba Madura itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.