Ida Bang Banyak Wide Menyunting I Gusti Ayu Pinatih
Diceriterakan sekarang, betapa bahagianya hati Ida Mpu Sedah, Ida Wang Bang Banyak Wide – putra angkatnya sangat disayanginya. Singkat ceritera, sekarang Ida Bang Banyak Wide sudah berdiam di Geria Daha, di Geriya kakek beliau Ida Mpu Sedah.
Dikisahkan kemudian Ki Arya Buleteng, yang menjadi patih di Kerajaan Daha, mempunyai seorang putri benama I Gusti Ayu Pinatih. I Gusti Ayu Pinatih, tatkala itu sudah remaja putri, parasnya cantik nian, bagaikan Dewi Saraswati nampaknya, serta juga bijaksana dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, cocok memang sebagai putri seorang bangsawan, serta sangat dimanja oleh ayah bundanya dan semua keluarganya.
Puri Ki Patih Arya Buleteng itu tidaklah demikian jauh dari tempat tinggal Geria Ida Mpu Sedah, dan lagi pula sering Ida Mpu Sedah beranjangsana ke Puri sang Patih. Demikian juga putra sang Mpu, Ida Bang Banyak Wide, sering berkunjung ke Puri. Dan semakin lama semakin sering sang teruna remaja berkunjung ke Puri, untuk menghadap kepada sang patih, namun yang paling utama adalah untuk bertemu dengan I Gusti Ayu Pinatih.
Lama-kelamaan semakin bersemi cinta kasih di antara sang teruna dan sang dara, tidak bisa dipisahkan lagi. Lalu diambillah I Gusti Ayu Pinatih oleh Ida Sang Bang. Itu sebabnya marah besar Ki Arya Buleteng, disebabkan putri beliau diambil oleh Ida Sang Bang Banyak Wide.
Kemudian datanglah Ki Arya menghadap sang Mpu, menyampaikan prihalnya beliau memiliki anak hanya sorang. Disebabkan karena putra sang Mpu juga hanya seorang yakni Ida Sang Bang Banyak Wide, maka menjadi sangat prihatin perasaan keduanya, dan berkehendak akan memisahkan kedua teruna-daha itu.
Tiba-tiba Ida Sang Bang Banyak Wide menghaturkan sembah di hadapan Ida Mpu seraya mengatakan bahwa sama sekali beliau tidak mau dipisahkan dengan I Gusti Ayu Pinatih. Kalau saja dipisahkan, tak urung mereka akan membunuh diri berdua. Itu sebabnya beliau tak bisa berkata-kata.