Kemudian pada tahun 1785, VOC membangun lagi sebuah benteng di Dusun Bara’ Lorong Desa Kalimo’ok Kecamatan Kalianget, kira-kira 500 m sebelah utara Kali Marengan. Ketika tahun 1811 Inggris datang ke Indonesia untuk merebutnya dari tangan Belanda, sehingga Gouverneur Generaal J. W. Jansen kalah perang lalu mundur ke Semarang untuk melawan Ingris disana. Pangeran Notonegoro cepat membantu dengan membawa 1000 orang prajurit barisan keraton, sesampainya di Semarang tidak jadi berperang karena Belanda menyatakan takluk pada Ingris dibawah pimpinan Thomas Stamford Bingley Raffles. Oleh Thomas Stamford Bingley Raffles, Pangeran Natanegara disuruh kembali ke Sumenep dengan diiring oleh seorang Kapiten dan 100 orang serdadu Inggris.
Ketika Pangeran Natanegara berada di Semarang, tentara Ingris masuk ke Sumenep melalui perairan Kalianget, dan disambut perang oleh Patih kerajaan. Ki Mangundireja. Ternyata Ki Mangundireja tewas ditembak tentara Ingris di Loji/benteng tersebut bersama tiga orang menteri kerajaan beserta 70 orang Prajurit.
Kemudian oleh orang Sumenep dibuat ‘parèbhâsan’ atau saloka berbunyi “jimbrit baceng kamarong kellana marongghi – Ingris dhateng Kè Mangon matè è lojhi” pemahamannya yaitu “Inggris datang Ki Mangun Mati di Loji”.