- Frasa Verbal Simpleks
Frasa Verbal Simpleks terbagi menjadi tiga yaitu frasa Verbal Simpleks Koordinatif, frasa Verbal Simpleks Modifikatif, frasa Verbal Simpleks Komplementatif, dan frasa Verbal Simpleks Kompound/ Gabungan.
a.1. Frasa Verbal Simpleks Koordinatif
Frasa Verbal Simpleks Koordinatif adalah frasa yang terbentuk dari dua konstituen inti. Diantara konstituen inti tersebut dikaitkan dengan Konjungsi ben (dan), otaba (atau), atau taFNa Konjungsi, seperti dalam frasa “ngakan ban ngenom.“ Pada frasa “ngakan ben ngenom (makan dan minum) pembentuk frasa ini adalah Verba dan Verba.
Keterkaitan makna diantara konstituen tersebut adalah adanya dua kegiatan yang dilakukan, tidak jelas apakah dua-duanya dilakukan secara bersamaan ataukah satu kegiatan mengikuti kegiatan yang lain. Namun yang jelas, dua kegiatan tersebut duaduanya dikerjakan. Rumus: FV = V Konj V
(15) FV (16) FV
V Kon V V Kon V
ngakan ben ngenom ajar otabah amaen
contoh lain frasa jenis ini adalah: kaluwar masok (keluar masuk), asakolah ben akuliah (bersekolah dan berkuliah), ajar otaba amaen (belajar atau bermain)
a.2. Frasa Verbal Simpleks Modifikatif
Frasa Verbal Simpleks Modifikatif adalah frasa yang terdiri dari satu konstituen inti dan konstituen lainnya merupakan modifikatornya. Modifikator dalam frasa Verbal Simpleks Modifikatif berwujud Adverbia (Modal dan Pengingkar ta’ disini juga disebut adverbia). Modifier (pewatas) Verba dapat ditempatkan dalam dua posisi, yaitu di depan Verba atau yang dikenal sebagai pewatas depan Verba (PreModifier/PreM), dan di belakang, atau yang dikenal sebagai pewatas belakang Verba (PostModifier/PostM) (Bloor, Thomas, 2004:143). Pewatas depan Verba dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (a) Verba bantu, (b) aspek dan (3) pengingkar. Berbeda dengan pewatas depan, pewatas belakang sangat terbatas macam dan kemungkinannya, dan dalam bahasa Madura, kata pole adalah merupakan contoh yang jelas dari pewatas jenis ini (alwi, hasan, 2003).
Contoh pewatas depan Verba Bantu (modal) yaitu olle, koduh, dan bisa dalam frasa olle alakoh (bisa bekeja), koduh alakoh (harus bekerja), dan bisa alakoh (bisa bekerja).
Contoh pewatas depan Aspek adalah mareh, preappa’eng, gita’ dan gi’, dalam frasa mareh alakoh (sudah bekerja), preppa’eng alakoh (sedang bekerja), gita’ alakoh (belum bekerja) dan gi’ alakoh (sedang bekerja). Contoh pengingkar adalah ta’ atau lo’ dalam frasa lo’ alakoh (tidak bekerja) dan ta’ alakoh (tidak bekerja). Beda pewatas depan Verba bantu dengan pewatas depan Aspek adalah; pewatas depan Verba Bantu hanya dapat muncul sebelum Verba, sedang pewatas depan Aspek, dapat muncul sebelum Verba maupun sebelum pewatas depan Verba Bantu, seperti dalam contoh: mareh olle alakoh (sudah dapat bekerja), gi’ kaduh alakoh (masih harus bekerja), dan preppa’eng bisa alakoh (sedang bisa bekerja). Ketika pewatas Depan Verba Aspek muncul sebelum pewatas depan Verba bantu, maka struktur frasa Verbal telah berubah yang semula frasa Verbal Simpleks menjadi frasa Verbal Kompleks. Jenis pewatas yang kedua menurut keberadaan posisinya adalah Pewatas belakang. Contoh penggunaan pewatas belakang ada dalam frasa alakoh pole (bekerja lagi)
Dalam frasa “preppa’eng alakoh“ (sedang bekerja) di bagan di bawah ini yang bertindak sebagai konstituen induk adalah Verba alakoh, dan konstituen atributnya adalah Adverbia preppa’eng. Pada frasa ini, yang bertindak sebagai Pewatas (disimbolkan dengan M/Modifier) adalah Pewatas Depan Verba Bantu. Pewatas Depan Verba Bantu muncul sebelum konstituen inti. Rumus frasa Verbal Simples Modifikatif digambarkan dalam rumus FV= (FA)V atau FV=V(FA)
bro, izin mengkopi ya. terima kasih atas tulisannya yang mencerahkan
Oke Boos
trimakasih ya atas ilmunya.kalau bisa tolong kirimi software kamus bm madura ke email saya ini: imam hnf@yahoo.com.juga mintak situs2 b.madura& kemaduraan.
coba lihat disini: