Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Cina memang selalu terdiskriminasi secara ras. Dengan begitu, secara pragmatis apabila ingin bertahan di daerah-daerah pedalaman, maka mau tidak mau harus menjalani akulturasi dengan budaya dan agama setempat. Sehingga bisa saja menjadi alasan perpindahan agama kepada Islam adalah karena alasan pragmatis. Namun beda orang-orang Cina di Pasongsongan, seorang peneliti Ali Al-Humaidi ini mencatat, bahwa orang-orang Cina di kampung ini sudah Muslim dari nenek moyang mereka.
Dikisahkan, nenek moyang mereka masih bermarga King, sehingga nama depan mereka memakai “K”, merupakan santri dari Sunan Ampel. Ia bernama Kingpangkeng yang makamnya saat ini di Ampel Surabaya. Ia diambil menantu oleh kerajaan Sriwijaya yang kemudian mempunyai dua orang putri, yaitu Tiesi dan Caul. Caul dinikahkan dengan sepupunya yang bernama Biangseng. Akhirnya Caul meninggal dan kemudian Biangseng dinikahkan dengan adiknya yaitu Teisi.
Dari pasangan Biangseng dan Tiesi kemudian dikaruniai anak bernama Cabun. Setelah meninggal, Biangseng oleh Sriwijaya dikuburkan di Ampel dan diberi gelar Tumenggung Ongkowijoyo. Orang-orang Pasongsongan mengklaim bahwa Ongkowijoyo yang berguru langsung ke Sunan Ampel itu adalah nenek moyang mereka. Mereka menyebutnya dengan “Pujuk Ampel”.
Disebutkan dari hasil observasi, bahwa proses migrasi etnis Cina ke Sumenep diperkirakan pada abad ke 14. Sebagian keturunan Biangseng kemudian diambil menantu oleh kerajaan Sumenep pada masa Arya Wiraraja karena Biangseng sendiri adalah dari kalangan Bangsawan Cina sehingga mudah diterima oleh keluarga kerajaan Sumenep.
Orang-orang Cina keturunan di kampung ini meyakinkan bahwa, nenek moyang mereka ini merupakan murid langsung dari Sunan Ampel di Surabaya. Tidak hanya itu, disebutkan juga bahwa ketika menetap di Pasongosngan, di sana juga terdapat murid Sunan Ampel yang lain yang bernama Kyai Ali Akbar yang kemungkinan besar dikirim untuk menyebarkan dakwah Islam dan sesepuh Cina itu menambah ilmu keislamannya kepadanya. Bersama ulama ini Islam disebarkan di daerah Pesisir utara Madura. – akhir – (dinukil dari Islamic Civilization, judul asli: Islam di Madura, Legenda dan Fakta)
Artikel bersambung: