Keajaiban Cinta Berderai Air Mata

keajaiban cinta
Ilustrasi: Tamar Saraseh

meluluhkan dan meyakinkan hati ayahnya bahwa pilihannya adalah benar. Bertapa untuk dekat dengan Yang Mahakuasa adalah jalan yang terbaik.

Usaha Pottrè Konèng tidak sia-sia. Akhirnya Pangeran Saccadiningrat pun memberikan izin, dengan syarat Pottrè Konèng harus ada yang menemani. Harus ada yang menjaga. Betapa bahagianya Pottrè Konèng mendapat izin dari Ayahnya.

“Terima kasih, Ayahanda. Doakan, semoga Ananda mendapat hikmat di sana,” berlinang air mata Pottrè Konèng ketika berpamitan sesaat sebelum pergi meninggalkan istana. Tidak lupa juga ia meminta restu ibu, dengan derai air mata Pottrè Konèng memeluk erat sang ibu dan meminta restu.

Gua Payudan, adalah tempat yang belum banyak terjamah manusia. Masih penuh dengan belukar. Untuk mencapai mulut gua, diperlukan usaha yang tidak gampang. Onak dan duri, serta jalan yang sangat terjal menjadi awal ujian dalam pertapaan Pottrè Konèng . Tubuh halus Pottrè Konèng penuh dengan luka, tetapi ia tidak menyesal sedikit pun atas keputusannya. Kemauan untuk bertapa menjadi penyemangat dalam usahanya. Akhirnya, dengan ditemani oleh tiga pengawal, Pottrè Konèng pun sampai di Gua Payudan.

Pottrè Konèng bertapa dengan cara puasa, tidak tidur, dan bersemedi. Dalam hening yang pekat, ia berusaha semakin dekat kepada Tuhan karena hanya dengan kedekatan kepadaNya, ia merasakan kedamaian batin. Ia tinggalkan kehidupan fana ini untuk mencapai tingkat makrifat sebagai bekal kelak di akhirat.

Entah sudah berapa hari, entah sudah berapa minggu. Hitungan bulan pun berganti. Tak terasa sekitar dua atau tiga tahun Pottrè Konèng bertapa. Tiba-tiba ia diserang kantuk yang luar biasa, kemudian ia memanggil pengawalnya. “Pengawal, tolong penjagaan diperketat. Aku merasa ngantuk luar biasa. Aku ingin tidur sebentar!” Kata Pottrè Konèng kepada ketiga pengawalnya.

“Siap, Ratu!” Jawab pengawal.

Tidak berapa lama Pottrè Konèng pun pulas. Tidur dengan bibir tersungging. Senyum kedamaian dan kebahagiaan. Sesaat kemudian, ia terjaga dan dikejutkan dengan mimpi yang tidak biasa. Pottrè Konèng bermimpi didatangi oleh seseorang yang sangat rupawan, tampan tiada tandingan. Pangeran Adipoday telah membuat Pottrè Konèng merasa ketakutan. Dalam mimpi, Pottrè Konèng telah melakukan hubungan layaknya suami isteri. Pottrè Konèng kawatir terjadi sesuatu kepada dirinya.

Setelah mimpi yang menghentak itu, Pottrè Konèng mengajak pengawalnya pulang. Ia merasa akan terjadi malapetaka. Sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi padanya, tetapi tekat Pottrè Konèng sudah kuat. Ditempa dengan pertapaan dan semedi. Jiwa dan raganya siap menghadapi segala cobaan.

Sesampainya di keraton Semenep, Pottrè Konèng disambut gembira oleh ayahandanya. Pangeran Saccadiningrat mengucap syukur atas kembalinya puteri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.