Satu lagi fenomena manarik yang sangat menyesakkan hati orang-orang yang masih mengakuorang Madura. Belum kita sukses mengajak saudara-saudara kita diluar suku Madura untuk mengubah pandangan negatifnya terhadap kita, kita dihentakkan oleh pernyataan dari orang-orang Madura sendiri. Penulis yang saat ini juga tercatat sebagai mahasiswa Unijoyo, sering kali menemui beberapa rekannya yang ternyata asli suku Madura malah mengaku berasal dari Surabaya. Entah apa sebenarnya yang terbenak dalam pikiran mereka sehingga mereka tidak mau mengaku bahwasannya meraka adlah orang yang berasal sebuah desa kecil di Kabupaten bangkaln, kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, kabupaten sumenep ataupun mereka berasal dari sebuah Pulau terpencil di ujung timur Pulau Madura. Sungguh mengecewakan walaupun hanya sebagian kecil saja orag yang melakukan hal tersebut.
Pernah pula suatu ketika seorang mahsiswa senior yang ternyata dia sebenarnya orang Madura, memprotes aku ketika aku menggunakan sendalan (semacam pantun) dalam bahasa Madura dalam suatu forum dikampus. Dia berkata bahwasannya aku sudah menggunakan bahasa planet (yang dia maksud bahasa Madura yang aku ucapkan), MasyaAllah padahal niatanku menggunakan sedikit bahasa Madura agar temen-temen dari luar Madura tahu akan budaya dan bahasa daerahku. Lalu begitukah cermin orang Madura apalagi seorang akademis pada masa sekarang terhadap budaya Madura?, saya rasa tidak. Hal tersebut diatas hanyalah pernyataan sebagian kecil masyarakat Madura.
Kita semua elemen masyarakat Madura sangat yakin image negatif Madura lambat laun dapat diubah dan hal tersebut harus memperoleh dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat Madura. Saat ini marilah kita merubahnya dengan mengangkat kembali budaya dan seni Madura yang mulai dilupakan sebagian masyarakat Madura khususunya generasi muda. Hal tersebut kita lakukan dengan asumsi perubahan harus kita mulai dari dalam atau dari masyarakat Madura sendiri. Sebab bila masyarakat Madura sendiri sudah lupa akan budaya dan seni Madura bahkan tidak mau lagi mengakui darah Madura mengalir didalamnya, maka jangan harap orang luar akan memandang kita, dan tentu saja sampai kapan pun mereka tetap akan menganggap kita dengan seenaknya saja.
Jadi walaupun jaman sudah modern seperti saat ini, dimana teknologi sudah maju pesat tak terkendali marilah kita bersama-sama ingat akan budaya, seni serta bahasa daerah kita. Walau tarian-tarian modern, bahkan menjurus erotis sudah banyak dipelajari dan disenangi anak muda sekarang tapi kita jangan lupa tarian-tarian Madura juga tidak kalah anggunnya. Walau alunan musik jazz hingga hip hop terdengar disetiap kamar anak-anak kita, tapi jangan lupa alunan lagu-lagu Madura masih sangat merdu di telinga kita. Juga walau tuntutan bahasa Inggris, bahasa Mandarin serta bahasa asing lainnya sangat dibutuhkan dalam kehidupan sekarang ini, tapi jangan lupakan bahasa Madura.