Dalam hal ini kebudayaan punya sektor yang nantinya sangat diperlukan, yaitu sektor pendidikan. Pendidikan yang dibutuhkan, selain dari apa yang telah berlangsung baik, talah menyiapkan putera-putera Madura yang terdidik di bidang skill untuk bisa memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat Madura secara optimal.
Upaya seperti itu pernah diupayakan oleh KH. Ishom dari Pondok Pesantren An-Nuqayah Guhik-guhik dengan membuka Sekolah Menengah Kelautan. Upaya mulia ini sayang kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Untuk ke depan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Madura sudah sepantasnya diarahkan untuk membuka jurusan-jurusan baru yang secara kongkrit bisa menjawab masalah-masalah modem, dengan memberi bekal keterampilan praksis yang bisa mengembangkan Madura yang lebih menjanjikan. Sektor pertanian, peternakan, kelautan dan industri membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil dan ahli, tenaga terampil akan muncul dengan adanva lembaga pendidikan.
Upaya di atas kalau dikaitkan dengan filosofi orang Madura “Sapa atane bakai atana , Alako berra apelio koneng akan membuat Madura dan orang Madura akan lebih banyak menyumbangkan andil menuju Indonesia yang makmur dan berdaya. Pendidikan dengan jurusan-jurusan baru untuk memajukan Madura itu tentu akan bisa mengecilkan jumlah pengangguran yang tidak diharapkan
[junkie-alert style=”yellow”] Kemajuan masa depan Madura tentunya tidak dimaksudkan untuk menggeser tradisi Madura, justru ketika rasa “sadar budaya” yang ditanamkan sejak dini, kemajuan dalam berbagai sektor itu akan mengukuhkan jati diri keMaduraan dalam pluralitas ke Indooesiaan yang tegar dan bermartabat di tengah-tengah percaturan kebudayaan dunia. [/junkie-alert] (foto:hangoutindo.com)